Tak Mampu Beli Oksigen, Bayi Pemulung di Banten Meninggal

Karena tidak memiliki biaya untuk membeli oksigen, bayi yang lahir prematur meninggal dunia.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Sep 2015, 01:50 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2015, 01:50 WIB
Tak Mampu Beli Oksigen, Bayi Pemulung di Banten Meninggal
Karena tidak memiliki biaya untuk membeli oksigen, bayi yang lahir prematur meninggal dunia.

Liputan6.com, Tangerang - Kisah memilukan dialami keluarga pemulung di Kota Tangerang Selatan, Banten. Karena tidak memiliki biaya untuk membeli oksigen, bayi yang lahir prematur ini meninggal dunia.

Sementara sang ibu masih ditahan di rumah sakit, menunggu pelunasan seluruh biaya operasi dan perawatan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (17/9/2015), Roheman, pemulung rongsokan yang tinggal di Pondok Aren, Tangerang Selatan ini menangis saat menaburkan bunga di atas pusara anaknya yang dimakamkan di TPU Kebantenan, Pondok Aren.

2 Hari lalu anaknya lahir prematur dan meninggal dunia karena kekurangan oksigen yang tak sanggup dibelinya. Di atas pusara sang buah hati, Roheman menyesal karena tidak mampu membeli oksigen untuk keperluan bayinya.

Pekerjaannya sebagai pemulung rongsokan di tengah kesulitan ekonomi memaksanya ikhlas atas kepergian sang buah hati.

Kesedihan Roheman tak sampai di situ. Kini ia bingung mencari uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Sang istri yang baru menjalani proses operasi ceasar ditahan di rumah sakit menunggu pelunasan dari Roheman.

Biaya persalinan Rp 9 juta yang hingga kini belum bisa dibayar Roheman. Kini dia harus berjuang mengumpulkan biaya agar istrinya bisa segera kembali ke gubuknya yang berada di lokasi penampungan rongsokan di Kebantenan, Pondok Aren. (Nda/Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya