Liputan6.com, Sawahlunto - Kota Sawahlunto adalah kota yang sedang menggeliat dengan mengandalkan sektor wisata. Kota yang dihuni 54.000 warga ini lambat laun tumbuh menjadi kota terkemuka, tak hanya di Sumatera Barat tetapi juga di Indonesia.
Seperti ditayangkan Sang Pemimpi(n) dalam Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (4/12/2015), selain menjadi kota dengan pendapatan per kapita tertinggi kedua di Sumatera Barat, Sawahlunto memiliki jumlah penduduk miskin terendah kedua di Indonesia setelah Denpasar, Bali.
Baca Juga
Padahal sebelumnya, kota seluas 273,45 km2 ini nyaris menjadi kota mati seiring berakhirnya masa keemasan tambang batu bara peninggalan pemerintah kolonial Belanda.
Advertisement
Setelah perusahaan tambang batu bara Ombilin angkat kaki dari Sawahlunto, praktis mayoritas warga kehilangan mata pencaharian. Maklum saja, 98% warga sangat tergantung pada sektor pertambangan.
Kota Sawahlunto pun terpuruk bak kota mati. 15% Warga atau sekitar 10.000 orang beramai-ramai meninggalkan Sawahlunto. Pertumbuhan ekonomi terpuruk minus 6,4% sementara kemiskinan naik drastis hingga 3.290 kepala keluarga.
Kondisi inilah yang dihadapi Amran Nur saat mulai memimpin sebagai Wali Kota Sawahlunto pada 2003 lalu. Bermodalkan pengalaman sebagai pengusaha, Amran Nur menata Sawahlunto dengan strategi bisnis yang berorientasi keuntungan, tentu keuntungan untuk dinikmati waraganya.Â
Sebuah waterboom dibangun sebagai waterboom pertama di Sumatera dan bisa menyedot sampai 1 juta pengunjung per tahun. Sedangkan bangunan tua peninggalan zaman Belanda dijadikan objek wisata. Begitu juga lokasi bekas tambang disulap menjadi tempat wisata lengkap dengan danau buatan.
Lambat laun Sawahlunto bangkit menjadi kota wisata terkemuka. Belum lagi sektor ekonomi kerakyatan seperti tanaman cokelat mulai berproduksi.
Kemajuan yang dicapai selama kepemimpinan Amran Nur sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi yang sempat minus tumbuh menjadi 5%.
Angka kemiskinan turun drastis menjadi terendah kedua se-Indonesia di bawah Denpasar yakni 2,42%. Sawahlunto juga tercatat memiliki pendapatan per kapita tertinggi kedua se-Sumatera Barat yaitu Rp 25 juta per tahun.
Hal ini dibarengi dengan keberhasilan Sawahlunto dalam indeks pembangunan manusia dengan angka harapan hidup tertinggi di Sumatera Barat.
Amran Nur yang diusung Partai Golkar, PPP, dan PKS memimpin Sawahlunto dari 2003 hingga 2013. Atas upayanya membangkitkan wisata Sawahlunto, pria 70 tahun ini mendapat anugerah Asia Pacific Eritage Awards for Culture Heritage Conservation dari Unesco pada 2011 lalu. Sawahlunto juga tercatat sebagai kota warisan dunia.