Liputan6.com, Jakarta Perolehan medali Indonesia di Asian Games terancam terkoreksi. Pasalnya, nomor unggulan 62 kilogram perolehan medali di cabang angkat besi dicoret secara sepihak.
Hal itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi di sela rapat Peningkatan Kapasitas Keprotokolan dan Kehumasan di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat (23/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Menpora, pencoretan itu tak sesuai lantaran dalam rapat Koordinasi Komite Olimpiade Asia (Korkom), hal itu sama sekali tak dibahas.
"Tentu itu keputusan yang betul-betul kami sesali dan tentu mengagetkan kita semua, karena di Korkom kemarin tidak ada pembahasan itu dan bahkan sudah dikunci, baik itu nomor even maupun kelas yamg dipertandingkan," kata Imam menyesalkan.
Atlet angkat besi Indonesia, Imam melanjutkan, sudah melakukan test event untuk ajang Asian Games. "Kok sekarang tiba-tiba federasi angkat besi Asia merubah itu. Sudah barang tentu karena ini di luar kesepakatan Korkom, pemerintah menolak dan saya sudah berkirim surat ke OCA dan Federasi Asia Angkat Besi untuk tidak melanjutkan sikapnya itu," ucap Menpora.
Perolehan Medali
Menurutnya, sikap protes pemerintah itu penting sebagai bagian dari komitmen untuk menjaga setiap keputusan yang diambil oleh Korkom. "Dan Korkom itu isinya selain dari OCA juga delegasi dari cabang olahraga yang ada. Kok ada keputusan sebelah pihak. Tentu harus kita tolak," tegas dia.
Keputusan itu, Imam melanjutkan, sudah barang tentu akan mempengaruhi perolehan medali kontingen Indonesia.
Advertisement
Keputusan Sepihak
"Semua tahu bahwa kita berpeluang di nomor itu. Kemarin di Olimpiade saja kita dapat perak di nomor itu. Tentu kalau ini dicoret akan mempengaruhi target perolehan medali kita. Dan, saya tidak ingin itu dicoret karena kemarin di Korkom tidak dibahas," ujarnya.
Imam belum mengetahui detail alasan nomor 62 kilogram cabang angkat besi dicoret. "Alasannya kita belum tahu yang detail, tapi katanya sudah jadi kesepakatan federasi Asia dan anggota federasi. Ini sepihak banget. Di Korkom itu tidak pernah dibicarakan," kata Imam.