Asian Games 2018: Suka Duka Satia Bagja Tangani Timnas Putri

Timnas putri sepak bola Indonesia masuk Grup A Asian Games 2018.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 20 Agu 2018, 19:30 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 19:30 WIB
Satya Bagja
Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satya Bagja siap mengantar tim asuhannya melawan Timnas Thailand. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Nama Satia Bagja sudah tak asing lagi bagi sepak bola putri Indonesia. Bagaimana tidak, pria berusia 57 tahun ini sudah berkecimpung di dunia itu sejak 1997.

Tak heran, Satia pun tahu benar perbedaan cara menangani timnas putri dengan timnas putra. Menurutnya, timnas putri butuh sentuhan khusus.

"Mereka baper (bawa perasaan, red). Agak sulit untuk tim putri. Jadi kita gak boleh ngomong sama satu pemain, kok yang diperhatikan itu aja. Jadi harus sama," kata Satia di sela-sela Asian Games 2018.

Pada Asian Games 2018, Satia membawa para pemain yang mayoritas baru 17 tahun. Tak heran, selain menjaga fisik pemain, ia pun harus juga menjaga perasaan anak asuhnya agar tak ada kecemburuan di dalam tim.

"Jangan ada yang cantik terus tidak dimarahin. Jadi harus sama," kata Satia.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Resep Khusus

Timnas Wanita Indonesia, Laga Uji Coba
Para pemain timnas putri Indonesia mendengar arahan pelatih Satya Bagja (2kanan) saat melawan Villa 2000 pada laga uji coba di Lapangan Sawangan, Depok, Kamis (19/4/2018). Timnas Wanita Indonesia kalah 1-2. (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Lebih lanjut, Satia pun punya resep saat harus sedikit galak kepada para pemainnya. Satia mengatakan, dia tak pernah memarahi pemain secara sembunyi-sembunyi.

"Kalau harus marah ya di depan anak-anak. Jangan kita marahin yang ini tidak dimarahin," ujar Satia.

 


Punya Potensi

Sepintas sepak bola putri memang kalah pamor dibanding sepak bola putra. Namun Satia memastikan tim putri Indonesia punya potensi yang bisa dikembangkan.

"Tahun 1997, kita kalah sama Thailand cuma 1-2. Harapan saya ke depan, sepak bola putri perlu ada perhatian khusus karena ada potensi di sana. Sayang kalau tidak diambil," ujar Satia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya