Sedot 1,5 Juta Barel Minyak per Hari, Jero: RI Wajib Bangun Kilang

Kenaikan jumlah kelas menengah membuat konsumsi minyak bertambah.

oleh Dewi Divianta diperbarui 12 Mar 2014, 09:37 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2014, 09:37 WIB
kilang-minyak-140108b.jpg

Liputan6.com, Kuta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik menyebut jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia makin meningkat setiap tahunnya.

Menilik data yang dilansir lembaga riset internasional, Mckinsey, Saat ini masyarakat menengah Indonesia berjumlah kurang lebih 50 juta jiwa dari total sekitar 240 juta populasi  negara ini.

Hal ini, menurut dia yang membuat kemacetan terjadi setiap harinya. Dan berdampak lanjutan memicu kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

"Makin banyak sepeda motor dan mobil memenuhi jalan raya yang dibeli oleh rakyat. Itu sebabnya kita harus membuat kilang minyak. Jika tidak terjadi, Indonesia akan impor terus," ujar dia di Kuta, seperti ditulis Rabu (12/3/2014).

Saat ini, kata Wacik, Indonesia mengalami minus untuk pemenuhan kebutuhan minyak. Di mana kebutuhan dalam negeri mencapai 1,5 juta barel per hari. Sementara yang mampu diproduksi di dalam negeri baru mencapai 820 ribu barrel perhari.

Dia menyakini hingga tahun 2015 produksi migas dalam negeri baru mencapai 1 juta barel perhari.

"Maka kita harus buat kilang minyak. Kalau eksplorasi, meski itu juga kita lakukan, tetapi membutuhkan waktu 10 tahun," katanya.

Kondisi itu diperparah dengan belum beroperasinya Blok Migas di Cepu. "Cepu terlambat. Kalau kemarin bisa jalan bulan Juni atau Juli, kita dapat tambahan 165 ribu barel perhari. Setelah kita hitung-hitung, Cepu baru bisa produksi sekitar bulan September," tandas Wacik.

Jero Wacik mengingatkan, pasokan minyak dunia makin langka. Kalau mengandalkan impor, maka diyakini harganya akan terus naik.

Belum lagi jika terjadi sesuatu di negara pengimpor minyak, maka dipastikan akan semakin menyulitkan Indonesia mendapatkan minyak.

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya