Liputan6.com, Jakarta Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Depok merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 partainya secara sederhana di 11 kecamatan. DPC PDIP Kota Depok berkomitmen tetap solid dan mendukung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Bendahara DPC PDIP Kota Depok, Yuni Indriany, mengatakan perayaan HUT ke-52 PDI Perjuangan diselenggarakan secara sederhana dan serentak di 11 kecamatan. Adapun perayaan tersebut mengusung tema 'Satyam Eva Jayate' dengan subtema 'Api Perjuangan nan Tak Kunjung Padam'.
Advertisement
Baca Juga
"Kita ketahui bersama bahwa PDI Perjuangan tengah diterpa badai, namun kami semua percaya dapat melaluinya dengan baik,” ujar Yuni kepada Liputan6.com, Minggu (12/1/2025).
Advertisement
Yuni menjelaskan, PDIP sedang mengalami berbagai dinamika dan ujian politik. Meskipun begitu, Yuni meyakini partainya dapat menghadapi dan melaluinya dengan penuh keyakinan.
"Kami semua kader PDI Perjuangan sudah berpengalaman menghadapi dinamika di Indonesia," jelas Yuni.
Yuni mencontohkan, PDIP mampu melalui segala cobaan dan tantangan yang harus dihadapi pada dinamika politik. Bahkan, cobaan dan tantangan yang dihadapi PDIP, menjadikan partai tersebut semakin solid.
"Bahkan sejak rezim orde baru kami mampu bertahan, bahkan kian solid dan matang mengisi kemerdekaan," tegas Yuni yang merupakan Wakil Ketua DPRD Kota Depok.
Pada HUT PDIP kali ini, Yuni bersama kader dan simpatisan PDIP Kota Depok mengadakan doa bersama. Selain itu, pihaknya melakukan pembubuhan tanda tangan sebagai bentuk komitmen mendukung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Ini sebagai komitmen kami, solid untuk Ibu Ketum Hj Megawati Soekarnoputri dan seluruh kebijakan partai," ucap Yuni.
DPC PDIP Kota Depok berkomitmen untuk selalu prorakyat dan mewujudkan ketahanan pangan bagi masyarakat. Sebagai bentuk aksi nyata, DPC PDIP Kota Depok membagikan bibit tanaman pendamping beras.
"Ya kami membagikan bibit pohon pendamping beras, seperti ketela, ubi dan singkong. Ini wujud komitmen kami membantu masyarakat dan prorakyat," tutur Yuni.
Pidato 3 Jam Megawati
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya saat HUT ke-52 partainya, hari ini, Jumat (10/1/2025). Tak seperti pidato politik pada biasanya, kali ini Megawati menyuguhkan durasi yang lebih panjang bahkan mencapai total tiga jam.
"Merdeka!" ujar Megawati mengawali pidatonya yang membakar semangat para kader yang menyaksikannya baik secara langsung maupun daring.
Selama tiga jam, tidak terlihat rasa lelah dari Megawati saat menyampaikan sejumlah arahan kepada para kadernya. Bahkan, suaranya tetap tenang dan lantang dengan intonasi penegasan di sejumlah poin krusial. Salah satunya soal aturan untuk taat dan patuh terhadap perintah partai.
"Makanya hati-hati, siapa tidak mau nurut dengan ketua umum, perintahnya, saya minta keluar. Untuk apa? Saya ini adalah orang yang disuruh mem-bonding kamu, solid untuk bergerak. Tau-tau ada yang mencla ke sana-ke sono, mencle ke sina ke sini," tegas putri proklamator Bung Karno kelahiran 23 Januari 1947 ini.
Selain itu, Megawati juga tetap kritis terhadap penegakan hukum di Indonesia yang dipertanyakan. Salah satunya, terkait kasus hukum yang menjerat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Saya bikin KPK. Loh ngopo kok nde'e yang digoleki kok kroco-kroco ngono loh? Mbok yang bener! Sing jumlahe T-T-T-T gitu loh. Lah endi? (saya bikin KPK lalu kenapa yang dicari kok yang kecil-kecil gitu? Harusnya yang bener yang jumlahnya T-T-T-T (triliun)," ucap Megawati Soekarnoputri.
"Nanti kalau saya ngomong gini, tuh Bu Mega mengkritik saja? Lah enggak! Orang benar," imbuh dia.
Terakhir, Megawati juga menegaskan soal hubungannya dengan Prabowo Subianto yang dikabarkan tidak lagi harmonis pasca Pilpres 2024. Dia pun memastikan, antara dirinya dan Prabowo tetap berhubungan baik meski masih belum bisa bertemu secara langsung. Termasuk soal kerinduan Prabowo akan nasi goreng buatan Megawati.
"Ada yang ngomong, bu, ada yang udah minta nasi goreng… weee minta nasi goreng, lho aku wae lagi mumet banyak anakku yang gak jadi (kepala daerah). Lho gitu lho, lho emangnya gak boleh? Ya bolehlah," canda Megawati.
Advertisement