Mana Dulu, Sedekah ke Anak Yatim atau Orang Terdekat yang Membutuhkan? Ini Kata Buya Yahya

Dalam kajian KH Yahya Zainul Maarif alias Buya Yahya, salah seorang jemaah Al Bahjah bertanya ihwal memberikan sedekah. Manakah yang harus didahulukan antara anak yatim atau orang terdekat yang membutuhkan.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 11 Jan 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2025, 07:30 WIB
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (Tangkap layar YouTube Al Bahjah TV)

Liputan6.com, Jakarta - Sedekah merupakan amalan yang mengorbankan sebagian harta untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya. Beberapa di antara orang yang berhak menerima sedekah ialah anak yatim, fakir, atau orang yang tidak mampu. 

Dalam kajian KH Yahya Zainul Maarif alias Buya Yahya, salah seorang jemaah Al Bahjah bertanya ihwal memberikan sedekah. Manakah yang harus didahulukan antara anak yatim atau orang terdekat yang membutuhkan.

"Yang harus kita dahulukan adalah orang yang paling dekat dengan kita. Apakah urusan nasab (atau) urusan tempat. Urusan nasab misalnya kalau bibi kita lapar, maka harus dahulukan, keponakan kita, perlu kita dahulukan untuk kita bantu," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (10/1/2025).

Di sisi lain, menyantuni anak yatim memiliki keutamaan tersendiri, sebagaimana para ulama menjelaskan tentang keutamaan bersedekah terhadap yatim piatu. Akan tetapi, Buya Yahya menekankan agar memprioritaskan bersedekah kepada orang terdekat yang lebih membutuhkan

"Kalau kita punya uang untuk sedekah, bahkan kalau itu duit zakat hendaknya kita beri (orang dekat) terlebih dahulu. Jangan sampai zakat kita berikan ke orang lain, ternyata orang yang dekat dengan kita, kerabat-kerabat kita (yang membutuhkan) tidak mendapatkan," tutur Buya Yahya.

Selain itu, jika seseorang bersedekah kepada saudara, kerabat atau orang-orang terdekat yang membutuhkan, maka sekaligus akan mendapatkan dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala silaturahmi.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Penjelasan Ulama

Ilustrasi sedekah
Ilustrasi sedekah. (Image by freepik)

Mengutip NU Online, Imam Nawawi mengatakan dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, ulama telah sepakat bahwa bersedekah kepada sanak famili lebih utama dibandingkan yang lain berdasarkan referensi beberapa hadis.

أَجْمَعَتْ الْأُمَّةُ عَلَى أَنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْأَقَارِبِ أَفْضَلُ مِنْ الْأَجَانِبِ وَالْأَحَادِيثُ فِي الْمَسْأَلَةِ كَثِيرَةٌ مَشْهُورَةٌ

Artinya: "Ulama sepakat bahwa sedekah kepada sanak kerabat lebih utama daripada sedekah kepada orang lain. Hadits-hadits yang menyebutkan hal tersebut sangat banyak dan terkenal."

قَالَ أَصْحَابُنَا يُسْتَحَبُّ فِي صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ وَفِي الزَّكَاةِ وَالْكَفَّارَةِ صَرْفُهَا إلَى الْأَقَارِبِ إذا كانو بِصِفَةِ الِاسْتِحْقَاقِ وَهُمْ أَفْضَلُ مِنْ الْأَجَانِبِ

Artinya: "Menurut sahabat-sahabat kami, disunnahkan pada sedekah yang sunnah, zakat, kaffarah untuk diterimakan kepada sanak kerabat jika memang mereka adalah orang yang masuk kategori mustahiq zakat. Jika mereka masuk kategori tersebut, lebih utama daripada diberikan kepada orang lain."

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa bersedekah kepada saudara, kerabat atau orang terdekat yang berhak untuk menerimanya itu lebih diutamakan.

Keutamaan Sedekah

Ilustrasi sedekah.
Ilustrasi sedekah. Photo Copyright by Freepik

Sedekah termasuk amalan yang sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan. Menukil NU Online Banten, berikut beberapa keutamaan orang yang suka bersedekah.‎ 

‎1.‎ Diangkat Derajat dan Ditambah Kemuliannya

 ‎  عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ ‏ ‎ 

Artinya: ‎’’Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sedekah itu tidak akan ‎mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan ‎menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan ‎Allah akan mengangkat derajatnya." (HR Muslim) [No 2588 Syarh Shahih Muslim] Shahih.‎ ‎  

2.‎ Menjaga dari Siksa Api Neraka ‎

 ‎  عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أَعْرَضَ وَأَشَاحَ ثُمَّ قَالَ اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أَعْرَضَ وَأَشَاحَ ثَلَاثًا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا ثُمَّ قَالَ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ ‏لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ ‏ ‎  

Artinya: ‎’’Dari Adi bin Hatim mengatakan, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Jagalah diri kalian ‎dari api neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma." Kemudian beliau berpaling dan menyingkir, ‎kemudian beliau bersabda lagi: "jagalah diri kalian dari neraka", kemudian beliau berpaling dan ‎menyingkir (tiga kali) hingga kami beranggapan bahwa beliau melihat neraka itu sendiri, ‎selanjutnya beliau bersabda: "Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma, ‎kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik." (HR Bukhari) [No. 6539 Fathul Bari] ‎Shahih.‎ ‎ 

3.‎ Didoakan Malaikat ‎  ‎

 ‎عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا ‏ ‎  

Artinya: “Dari Abu Hurairah radliallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Tidak ada ‎suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat ‎kepadanya lalu salah satunya berkata; ‘Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan ‎hartanya’, sedangkan yang satunya lagi berkata; ‘Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) ‎kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)’.’’ (HR Bukhari) [No 1442 Fathul Bari] Shahih. ‎ ‎  ‎

4. Dihapus Dosanya

 ‎  وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ ‎  

Artinya:‎ “Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana api dapat dipadamkan dengan air, begitu pula ‎shalat seseorang selepas tengah malam.” (HR. Tirmidzi no 2616 dan Ibnu Majah no 3973.)‎

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya