Solar Dicampur Biodiesel, Hatta Incar Penghematan Rp 34 Triliun

Pemerintah menargetkan penyerapan biodiesel yang akan dicampur pada solar sepanjang tahun ini sebesar 3,8 juta kiloliter (kl).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Apr 2014, 15:09 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2014, 15:09 WIB
4foto-pertamini-140219c.jpg
Harga yang dijual untuk seliter bensin di kios Pertamini itu sebesar Rp 7500,00 yang berarti lebih mahal Rp 1000 dari SPBU resmi (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menargetkan penghematan sebesar US$ 3 miliar atau setara Rp 34,3 triliun (kurs: Rp 11.432 per dolar AS) dari pencampuran bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel dengan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar. 


"Saya ingin sampaikan penghematan 2013 sebesar US$ 800 juta, sedangkan pada 2014 ini US$ 3 miliar," ungkap Hatta usai menghadiri rapat tetang biodisel, di istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Hatta memproyeksikan target penyerapan BBN yang akan dicampur pada BBM tahun ini sebesar 3,8 juta kiloliter (kl). Dengan porsi penyerapan yaitu PT PLN  (Persero) dan PT Pertamina (Persero) sebanyak 3,4 juta kl, sedangkan swasta 400 ribu kl.

"Penggunaan saat ini 300 ribu Kl sekarang masuk tender ketiga," kata Hatta.

Dia mengungkapkan, banyak manfaat yang didapat dari penyerapan BBN tersebut yaitu  mengurangi ketergantungan impor karena BBN diproduksi di dalam negeri, mengurangi pengurangan devisa, memperbaiki defisit transaksi berjalan,  dan mengurangi subsidi BBM.

"Yang penting lagi, kita pakai renewable energy," ujarnya.

Hatta mengaku pemerintah tidak akan terburu-buru meningkatkan penyerapan BBN menjadi 20% karena masih harus memastikan pasokan.

Menurut  dia, pemerintah masih menunggu kesuksesan campuran BBN 10% (B10)  pada BBM subsidi terlebih dahulu. "Pertama 20% (campuran) menunggu 10% sukses dulu," ungkapnya,

Selain itu, menurut Hatta untuk menambah campuran BBN pada BBM pemerintah harus mempertimbangkan kecukupan pasokan bahan dasar terlebih dahulu.

"Gimana cukup atau tidak, kita berikan 10%, dijaga kecukupan pasokannya," pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya