Perempuan Indonesia Masih Malu Kerja Jadi Sopir

Semangat emansipasi yang dimulai oleh Kartini tampaknya belum berlaku secara menyeluruh dalam berbagai profesi.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 24 Apr 2014, 14:29 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2014, 14:29 WIB
Ekspansi Blue Bird ke Malaysia Terbentur Regulasi
Taksi Blue Bird | Via: Antara

Liputan6.com, Jakarta Semangat emansipasi yang dimulai oleh Kartini tampaknya belum berlaku secara menyeluruh dalam berbagai profesi.

Noni Purnomo, Presiden Direktur Blue Bird Group, mengatakan masih banyak wanita enggan bekerja sebagai sopir karena profesi tersebut masih identik sebagai pekerjaan kaum pria.

"Banyak perempuan yang bilang malu bekerja sebagai sopir, menurut mereka nggak keren, padahal semua profesi itu kan yang penting halal," ujar Noni usai menjadi pembicara di acara Indonesia Forbes Inspiring Women 2014 di Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Rendahnya minat wanita untuk berprofesi sebagai pengemudi terlihat dari jumlah sopir taksi wanita yang bekerja di Blue Bird. Sejauh ini, sopir taksi perempuan di Blue Bird hanya 3% dari total pengemudi yang ada.

"Sekarang masih kekurangan sekali pengemudi wanita. Cuma ada 100-an dari sekitar 36 ribu sopir Blue Bird," ungkapnya.

Keinginan Noni untuk menyediakan kesejahteraan bagi masyarakat luas membuat dia terus mendorong wanita agar tidak takut berprofesi sebagai apapun. Lagipula wanita juga harus mandiri.

"Ini soal kesempatan, perempuan harus bisa independen dan memanfaatkan peluang kerja yang tersedia. Siapa yang tahu usia suami dan orang tua, makanya kita ingin dorong para perempuan supaya ngga malu punya berprofesi apapun," tuturnya.

Untuk memberi contoh, pada perayaan Kartini Senin (21/4/2014), Noni mengaku sengaja berperan sebagai sopir taksi. Semua itu demi menginspirasi para wanita agar tak malu menjajal profesi kaum pria.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya