Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi pada April 2014 sebesar 0,02%. Menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, hal itu disebabkan melimpahnya stok komoditas pangan.
"Deflasi terjadi mungkin karena pasokan banyak. Pada Januari-Februari lalu kan agak terganggu distribusibinya seperti cabai pada awal tahun terganggu pada sentranya, tetapi setelah panen lagi harganya membaik," ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2014).
Menurut Lutfi, meskipun terjadinya deflasi dinilai cukup baik pada situasi saat ini, namun ada dampak lain seperti terjadinya perubahan harga pada tingkat produsen. "Harga di petani akan menurun, makanya kita jaga stabilitas harga," katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan I Ani Rachmawati juga mengungkapkan hal yang sama. Dia berpendapat, deflasi ini banyak didorong oleh stok pangan yang relatif meningkat.
"Iya terutama juga karena ketersediaan pangannya cukup, tetapi kita tidak boleh lengah karena ke depan kita akan masuk musim kemarau kemudian El Nino. Walaupun kita berharap dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap persediaan pangan," jelasnya.
Ani menyatakan, dengan terjadinya deflasi ini, maka tingkat inflasi akhir tahun diharapkan mampu sesuai target yang tertera dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Kita berharap inflasi, yang ditetapkan dalam dokumen APBN itu bisa dicapai pada level yang ditentukan. Ini membantu kita menjaga daya beli masyarakat," tandasnya.
Advertisement