Bos KAI Tolak Pakai Gas untuk Bahan Bakar Kereta Api

Penggunaan gas untuk bahan bakar kereta api dinilai terlalu berbahaya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Mei 2014, 17:31 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2014, 17:31 WIB
Stasiun Yelahanka
(Foto: Panoramio.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignasius Jonan menolak gagasan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) soal penggunaan bahan bakar gas bagi Kereta Api.

Jonan mengungkapkan, penggunaan gas untuk bahan bakar tersebut dinilai terlalu berbahaya mengingat jalur-jalur kereta api di Indonesia sebagian besar meilntasi kawasan padat penduduk.

"Saya tidak setuju karena kalau ada kebocoran itu dampaknya besar sekali," kata Jonan saat ditemui di kantornya di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (21/5/2014).

Menurut dia, usulan Kementerian ESDM tersebut sebenarnya dapat diimplementasikan namun tidak untuk kondisi lingkungan di Indonesia. Daripada sibuk mengurusi bahan bakar kerete api, pemerintah disarankan memikirkan cara untuk menekan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang terus meningkat.

"Biasanya, bahan bakar gas itu dipakai untuk kereta api jarak jauh yang jalurnya tidak padat penduduk. Di Eropa tidak ada yang seperti itu, di Jepang juga tidak ada," jelas Jonan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM, A Edy Hermantoro mengatakan, secara teknologi pemanfaatan gas untuk bahan bakar kereta api dimungkinkan. Menurut dia, opsi pemanfaatan yang bisa dilakukan adalah gas dicampur solar atau seluruhnya memakai gas.

"Kami akan rapatkan soal ini dengan instansi terkait dalam waktu dekat," ucapnya.(Yas/Ndw)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya