Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah akhirnya kembali anjlok ke level Rp 12 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi tersebut dipicu beberapa faktor musiman.Â
Â
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung atau CT menyebut sejumlah pemicu pelemahan nilai tukar rupiah meskipun dinilai hanya bersifat sementara.Â
Â
"Rupiah itu faktornya suplai dan demand. Demand-nya lagi tinggi, tapi suplai berkurang karena faktor musiman yang kerap terjadi di pertengahan tahun," ujar dia di Jakarta, Selasa (24/6/2014).Â
Â
Beberapa penyebabnya, kata CT, antara lain karena ada fenomena pembagian dividen (keuntungan) dari perusahaan kepada pemilik modal di luar negeri. Sehingga terjadi aliran dana ke luar.Â
Â
"Selain itu ada pembayaran utang dan bunga, serta terkait dengan kebutuhan dolar untuk keperluan impor dalam menghadapi lebaran. Itu faktor musiman, jadi jangan khawatir," jelasnya.Â
Â
Sementara soal persiapan pemilihan umum (pemilu) presiden, menurut CT tak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. "Kalau pemilu berhasil dengan baik, nggak ada keributan, (rupiah) nggak ada masalah," tukas dia. (Fik/Nrm)