Liputan6.com, Jakarta - Anggota Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) akan mulai menjual produk mikro yang dikeluarkan oleh AAJI pada akhir 2014.
Ketua AAJI, Hendrisman Rahim menuturkan, pihaknya sedang merancang satu produk mikro untuk dijual bersama. Adapun tim bentukan AAJI sudah bekerja dari akhir tahun lalu.
"Kenapa belum selesai? Karena produksi ini di setting bersama aktuaris. Hasil hitungan aktuaris selalu berbeda, sehingga prosesnya panjang. Maka paling lambat akhir kuartal III sudah selesai sehingga akhir tahun harus sudah dijual," ujar Hendrisman, seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Rabu (25/6/2014).
Menurut dia, AAJI berinisiatif membuat produk mikro bersama agar perkembangan asuransi mikro lebih cepat. "Jadi AAJI izin ke OJK, dijual oleh semua asuransi jiwa. Jangan izin masing-masing lagi yang akan membuang waktu," tutur Hendrisman.
Advertisement
Dia menambahkan, produk mikro memang memiliki premi kecil, tetapi akan mendongkrak jumlah pemegang polis. Sisi lain, ia menuturkan, ada proses awareness tentang asuransi mulai dari kelas menengah ke bawah dan juga kelas menengah ke atas.
Adapun terkait klaim surrender, AAJI mencatatkan klaim surrender mengalami penurunan 39,4 persen sepanjang kuartal I 2014 dibanding periode sama tahun lalu. Namun demikian, klaim lain tetap dipenuhi oleh anggota AAJI antara lain pembayaran klaim kematian naik 20,2 persen menjadi Rp 1,45 triliun, dan klaim kesehatan naik 31,2 persen menjadi Rp 1,6 triliun.
Sementara terkait tertanggung, Nini Sumohandoyo, Kepala Departemen Komunikasi AAJI menuturkan, total tertanggung individu meningkat 16,6 persen menjadi 10,42 juta orang merupakan berita baik di tengah menurunnya total tertanggung hingga 45,2 persen.
"Tertanggung individu naik, tandanya masyarakat paham akan pentingnya asuransi untuk masa depan," ujar Nini.
Menurut dia, total tertanggung yang mengalami penurunan signifikan disebabkan oleh tertanggung kumpulan yang turun melampaui 50 persen. "Itu karena ada satu industri asuransi yang produk asuransi travelnya tidak sebanyak tahun sebelumnya," ujar Nini.
Sementara tenaga pemasaran, Nini mengungkapkan hingga kuartal I 2014, jumlah agen berlisensi mencapai 344.623 orang, tumbuh 9,4 persen dari periode sama tahun lalu. "Kami optimistis target 500 ribu agen di 2015 dapat terpenuhi," tutur Nini. (Ahm/)