Liputan6.com, Jakarta - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akibat pembatasan dan pengurangan kuota harian tak membuat pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) berbuat kecurangan dengan menaikkan harga bahan bakar.Â
Â
"Nggak berani, karena semua sudah di setting harganya sampai ke mesin nozzle oleh orang-orang Pertamina. Kalau di Jakarta susah (naikkan harga) sebab semuanya dipantau Pertamina termasuk setting harga baru," ungkap Supervisor SPBU Bungur 3410604, Zahri saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Rabu (27/8/2014).Â
Â
Kata dia, jika pengusaha SPBU kedapatan menaikkan harga BBM bersubsidi maupun non subsidi maka Pertamina tak segan-segan mengenakan sanksi dari pemblokiran atau penghentian distribusi BBM bersubsidi sampai pencabutan izin.Â
Â
"Sanksinya diblokir, Pertamina nggak akan mengirim lagi BBM subsidi. Itu bikin kita susah sendiri. Sanksi paling berat ya pencabutan izin usaha," tutur dia.
Â
Di sisi lain, Zahri mengaku, pihaknya mengenali tindakan yang diduga penimbunan. Pasalnya gerak gerik para penimbun pasti mudah terbaca petugas SPBU.Â
Â
"Kami tidak melayani pembelian BBM pakai dirigen, karena biasanya penimbun kan bolak balik datang ke SPBU. Juga ketahuan dari kendaraan yang biasanya mengisi BBM di luar kapasitas tangki," tukasnya. (Fik/Nrm)