Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,8%, Kondisi Politik RI Harus Stabil

Jka Indonesia tidak bisa menciptakan situasi politik yang kondusif maka dikhawatirkan para investor akan memindahkan investasinya.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Okt 2014, 10:01 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2014, 10:01 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta - Bagi investor, Indonesia termasuk dalam daftar tujuan investasi yang memiliki prospek menjanjikan lantaran memiliki jumlah penduduk mencapai 244 juta jiwa dan sumber daya alam yang melimpah. Namun hal ini tentu harus didukung oleh kondisi politik yang stabil.

Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Semanjorang mengatakan,  jika Indonesia tidak dapat menciptakan situasi politik yang kondusif maka dikhawatirkan para investor akan memindahkan investasinya ke negara ASEAN lain yang dinilai lebih kondusif seperti Vietnam.

"Salah satu indikator iklim investasi yang kondusif adalah stabilitas politik di suatu negara. Vietnam sendiri selama ini menjadi saingan utama kita," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Dia menilai, beberapa negara memberikan reaksi negatif dari pengesahan Undang-undang (UU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang memutuskan pemilihan kembali melalui jalur DPRD. Hal ini dinilai sebagai kemunduran bagi Indonesia.

"Kegaduhan politik yang terjadi saat ini ditonton dan diamati oleh dunia termasuk para calon investor karena Indonesia ini memiliki posisi strategis sebagai salah satu negara dengan penduduk lima besar di dunia dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil serta memiliki peran strategis di ASEAN," lanjut dia.

Selain itu, kegaduhan politik saat ini yang merupakan buntut dari Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu juga semakin memberikan pesan kepada dunia internasional bahwa Indonesia belum dewasa dalam berpolitik. Tentu situasi politik ini akan mempengaruhi pasar dan juga calon investor.

"Karena dalam bayangan mereka bahwa pemerintahan ke depan akan tidak leluasa bergerak dan akan selalu dihambat oleh parlemen, bagi investor ini masuk dalam kategori negara yang kurang kondusif dalam berinvestasi dan kepastian hukum," katanya.

Oleh sebab itu, Sarman meminta agar para elite politik partau tidak mementingkan kekuasaan dan urusan partai. Tetapi melijat secara realitas bahwa masih banyak permasalahan yang harus dibenahi seperti tinggi angka kemiskinan dan banyak pengangguran.

"Jika kita situasi politik kita stabil kita yakin dibawah kepemimpinan pemerintahan baru Jokowi-JK pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 yang ditargetkan 5,8 persen akan bisa tercapai bahkan mungkin terlampaui," tandasnya. (Dny/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya