Liputan6.com, Jakarta - Bagi investor, Indonesia termasuk dalam daftar tujuan investasi yang memiliki prospek menjanjikan lantaran memiliki jumlah penduduk mencapai 244 juta jiwa dan sumber daya alam yang melimpah. Namun hal ini tentu harus didukung oleh kondisi politik yang stabil.
Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Semanjorang mengatakan, jika Indonesia tidak dapat menciptakan situasi politik yang kondusif maka dikhawatirkan para investor akan memindahkan investasinya ke negara ASEAN lain yang dinilai lebih kondusif seperti Vietnam.
"Salah satu indikator iklim investasi yang kondusif adalah stabilitas politik di suatu negara. Vietnam sendiri selama ini menjadi saingan utama kita," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Dia menilai, beberapa negara memberikan reaksi negatif dari pengesahan Undang-undang (UU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang memutuskan pemilihan kembali melalui jalur DPRD. Hal ini dinilai sebagai kemunduran bagi Indonesia.
"Kegaduhan politik yang terjadi saat ini ditonton dan diamati oleh dunia termasuk para calon investor karena Indonesia ini memiliki posisi strategis sebagai salah satu negara dengan penduduk lima besar di dunia dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil serta memiliki peran strategis di ASEAN," lanjut dia.
Selain itu, kegaduhan politik saat ini yang merupakan buntut dari Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu juga semakin memberikan pesan kepada dunia internasional bahwa Indonesia belum dewasa dalam berpolitik. Tentu situasi politik ini akan mempengaruhi pasar dan juga calon investor.
"Karena dalam bayangan mereka bahwa pemerintahan ke depan akan tidak leluasa bergerak dan akan selalu dihambat oleh parlemen, bagi investor ini masuk dalam kategori negara yang kurang kondusif dalam berinvestasi dan kepastian hukum," katanya.
Oleh sebab itu, Sarman meminta agar para elite politik partau tidak mementingkan kekuasaan dan urusan partai. Tetapi melijat secara realitas bahwa masih banyak permasalahan yang harus dibenahi seperti tinggi angka kemiskinan dan banyak pengangguran.
"Jika kita situasi politik kita stabil kita yakin dibawah kepemimpinan pemerintahan baru Jokowi-JK pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 yang ditargetkan 5,8 persen akan bisa tercapai bahkan mungkin terlampaui," tandasnya. (Dny/Ndw)
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,8%, Kondisi Politik RI Harus Stabil
Jka Indonesia tidak bisa menciptakan situasi politik yang kondusif maka dikhawatirkan para investor akan memindahkan investasinya.
diperbarui 03 Okt 2014, 10:01 WIBDiterbitkan 03 Okt 2014, 10:01 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hewan Ini Punya Umur Terpendek di Dunia, Tidak Sampai 24 Jam
7 Kebiasaan yang Dianggap Sehat Ini Justru Dapat Mengganggu Keseimbangan Hormonmu
Hari Pertama jadi Presiden AS, Donald Trump Bentuk Gugus Tugas Kripto
Arti Cegil: Memahami Istilah Unik dalam Bahasa Gaul Indonesia
Profil Letjen Kunto Arief Wibowo, Ternyata Putra Wapres Era Soeharto
7 Model Rambut Pria ala Korea, Bikin Tampil Mirip Oppa K-Drama
5 Resep Kue Kukus Rendah Kolesterol Mudah Dibuat, Begini Caranya
Prabowo Minta Tinjau Ulang Desain Gedung DPR, MK, hingga MA di IKN
Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil pada Wanita: Panduan Lengkapnya
Wanita Ini Syok Terdaftar Sudah Meninggal, Alasannya Sepele
Menteri Imipas Akan Perketat Pengawasan, Cegah Penggunaan Visa Ziarah untuk Berhaji
Top 3 Tekno: Ekspresi Barron Trump Berdiri Dekat Elon Musk Jadi Sorotan