Forum FKSSK Bakal Antisipasi Kebijakan Suku Bunga The Fed

Forum FKSSK melihat RI perlu mengantisipasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve yang diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi awal.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 06 Okt 2014, 13:51 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2014, 13:51 WIB
Gedung The Fed
(Foto:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Empat lembaga keuangan negara telah melangsungkan rapat rutin Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK). Berlangsung selama empat jam, lembaga keuangan tersebut memastikan kesehatan sektor keuangan Indonesia meskipun dihantam berbagai faktor dalam maupun luar negeri.

Sejak pukul 09.00 sampai 12.00 WIB, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar rapat, forum ini melihat beberapa permasalahan yang harus segera diantisipasi.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan, perkembangan sistem keuangan saat ini, baik di sektor perbankan, pasar modal, pasar keuangan lain dan fiskal Indonesia dalam keadaan stabil.

"Situasi terkendali dan masih dalam kontrol atau sejalan dengan apa yang sudah kami perkirakan," kata dia dalam Konferensi Pers FKSSK di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (6/10/2014). 

Lebih jauh Chatib menambahkan, pemerintah, BI, LPS dan OJK menyoroti beberapa persoalan yang berpotensi mengganggu sistem keuangan Indonesia.

Pertama, sambungnya, Indonesia perlu mengantisipasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve yang diperkirakan lebih cepat dan tinggi dari proyeksi awal.

Menurut dia, faktor global ini sangat menekan sektor keuangan, tercermin dari pasar modal, pasar Surat Utang Negara (SUN) dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kedua, Chatib menyebut, antisipasi akibat perlambatan ekonomi China dan penurunan harga komoditas yang berimbas terhadap konsen pemerintah dalam mempersempit defisit transaksi berjalan.

"Solusinya perlu dilakukan langkah reformasi struktural supaya bisa diantisipasi," lanjutnya.

Dan permasalahan ketiga, dia mengaku, akibat pelemahan nilai tukar rupiah dan fiskal, pemerintah perlu menjaga defisit anggaran di level aman.

"Sejauh ini terkendali, defisit dijaga di bawah 2,4 persen," papar Chatib.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan, struktur perekonomian dan stabilitas keuangan Indonesia dalam kondisi sehat meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi 1,57 persen MoM dan 0,12 persen Year to Date (Ytd).

"Pasar melihat kondisi tingkat bunga AS yang berpeluang naik tinggi. Tekanan juga berasal dari eksternal dan internal walaupun secara umum stabilitas keuangan cukup baik," tegasnya.

Sementara Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad pun mengungkapkan hal yang sama. "Industri keuangan kita dalam keadaan baik dengan terus mencermati perkembangan di luar. Kami lakukan antisipasi dalam berbagai bentuk langkah dan kebijakan," pungkas dia. (Fik/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya