Liputan6.com, Jakarta - Empat lembaga keuangan negara telah melangsungkan rapat rutin Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK). Berlangsung selama empat jam, lembaga keuangan tersebut memastikan kesehatan sektor keuangan Indonesia meskipun dihantam berbagai faktor dalam maupun luar negeri.
Sejak pukul 09.00 sampai 12.00 WIB, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar rapat, forum ini melihat beberapa permasalahan yang harus segera diantisipasi.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan, perkembangan sistem keuangan saat ini, baik di sektor perbankan, pasar modal, pasar keuangan lain dan fiskal Indonesia dalam keadaan stabil.
"Situasi terkendali dan masih dalam kontrol atau sejalan dengan apa yang sudah kami perkirakan," kata dia dalam Konferensi Pers FKSSK di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (6/10/2014).
Lebih jauh Chatib menambahkan, pemerintah, BI, LPS dan OJK menyoroti beberapa persoalan yang berpotensi mengganggu sistem keuangan Indonesia.
Pertama, sambungnya, Indonesia perlu mengantisipasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve yang diperkirakan lebih cepat dan tinggi dari proyeksi awal.
Menurut dia, faktor global ini sangat menekan sektor keuangan, tercermin dari pasar modal, pasar Surat Utang Negara (SUN) dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kedua, Chatib menyebut, antisipasi akibat perlambatan ekonomi China dan penurunan harga komoditas yang berimbas terhadap konsen pemerintah dalam mempersempit defisit transaksi berjalan.
"Solusinya perlu dilakukan langkah reformasi struktural supaya bisa diantisipasi," lanjutnya.
Dan permasalahan ketiga, dia mengaku, akibat pelemahan nilai tukar rupiah dan fiskal, pemerintah perlu menjaga defisit anggaran di level aman.
"Sejauh ini terkendali, defisit dijaga di bawah 2,4 persen," papar Chatib.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan, struktur perekonomian dan stabilitas keuangan Indonesia dalam kondisi sehat meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi 1,57 persen MoM dan 0,12 persen Year to Date (Ytd).
"Pasar melihat kondisi tingkat bunga AS yang berpeluang naik tinggi. Tekanan juga berasal dari eksternal dan internal walaupun secara umum stabilitas keuangan cukup baik," tegasnya.
Sementara Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad pun mengungkapkan hal yang sama. "Industri keuangan kita dalam keadaan baik dengan terus mencermati perkembangan di luar. Kami lakukan antisipasi dalam berbagai bentuk langkah dan kebijakan," pungkas dia. (Fik/Gdn)
Forum FKSSK Bakal Antisipasi Kebijakan Suku Bunga The Fed
Forum FKSSK melihat RI perlu mengantisipasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve yang diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi awal.
diperbarui 06 Okt 2014, 13:51 WIBDiterbitkan 06 Okt 2014, 13:51 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dalam Dua Pekan, Polres Kepulauan Sitaro Panggil 8 Pejabat Terkait Pengelolaan Keuangan
Membaca Doa Qunut Subuh Bid’ah? Ini Pandangan Ustadz Adi Hidayat
Jokowi dan Kaesang Blusukan Pasar Klitikan Demi Paslon Respati - Astrid
Perbandingan 5 Pemain Termahal Timnas Indonesia dan Jepang, Timpang Seperti Peringkat FIFA
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026: Tergusur ke Dasar Grup C, Peluang Timnas Indonesia Tetap Terbuka
Timnas Indonesia vs Jepang, Garuda dan Samurai Biru Beda Jalan Menuju Piala Dunia 2026
Mengintip Kampung Wisata Giwangan, Transformasi dari Tempat Prostitusi
Drama Penangguhan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia oleh UI
OJK Terbitkan POJK Nomor 17 Tahun 2024 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Bahrain vs China: Gol Dianulir VAR, Dilmun Warriors Tumbang 0-1
Dekat dengan Ulama, Luthfi-Taj Yasin Disebut Sosok yang Paham Dunia Pesantren
Bertemu Menkomdigi, Mensesneg Beri Pesan Pentingnya Konektivitas dan Pemerataan Internet di RI