Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memuji langkah cepat yang dilakukan Kabinet Kerja terutama di bidang ekonomi. Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dinilai sangat ramah kepada pengusaha.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto dalam Rapat Kerja Nasional Bidang Kebijakan Fiskal dan Moneter mengaku, pujian itu bukan sekadar cari perhatian, tetapi berdasarkan pengalamannya selama puluhan tahun berkutat di dunia bisnis.
"Tanpa basa-basi, saya sudah 40 tahun berkecimpung di bisnis. Dan saya melihat pemerintah baru ramah, reaching out kepada dunia usaha," ungkap dia di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Dirinya mengatakan, Kadin Indonesia sudah bertemu dan berkoordinasi dengan lima menteri. Dan sampai saat ini, undangan pertemuan dengan menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK masih terus membanjiri.
"Begitu dilantik, menteri-menteri langsung menghubungi Kadin Indonesia ingin bertemu dengan pengusaha. Sudah lima menteri yang hadir, dan yang lain mau datang juga tapi belum ada waktunya," sambung Suryo.
Dia pun memuji secara spesifik Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof A. Chaniago dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil yang secara rutin menghadiri acara Kadin Indoneseia sebagai pembicara.
"Kami jangan sampai kalah semangat dengan menteri-menteri ini untuk kerja sama dengan dunia usaha," lanjutnya.
Lebih jauh tutur Suryo, pemerintah baru saat ini tengah menghadapi kenyataan tekanan perekonomian eksternal dan internal meskipun sejumlah target di depan mata, seperti proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen, tax ratio 16 persen, dan sebagainya.
"Tapi ruang fiskal selama ini sempit karena besaran subsidi BBM, utang swasta luar negeri yang mencapai US$ 350 miliar atau sekira Rp 3.540 triliun. Sementara kemampuan negara bayar utang turun, karena utang pemerintah menembus Rp 2.600 triliun atau 25 persen dari PDB dan dianggap masih aman," ujarnya.
Menurut Suryo, kemampuan negara membayar utang sangat lemah lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya cukup untuk alokasi belanja rutin. Sedangkan pembayaran utang biasanya ditambal dengan utang baru.
"Penerimaan pajak kita saja tahun ini diprediksi tidak tercapai karena kobocoran penerimaan pajak 40 persen, sehingga menyebabkan defisit primer dua kali lipat selama dua tahun," paparnya.
Atas dasar ini, kata dia, pemerintah harus bekerja sama dengan pengusaha agar dapat mendorong program-program Presiden Jokowi-JK. (Fik/Gdn)
Ramah pada Dunia Bisnis, Pengusaha Puji Kabinet Kerja
Pemerintah harus bekerja sama dengan pengusaha agar dapat mendorong program-program Presiden Jokowi.
diperbarui 21 Nov 2014, 12:59 WIBDiterbitkan 21 Nov 2014, 12:59 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Perbandingan 5 Pemain Termahal Timnas Indonesia dan Jepang, Timpang Seperti Peringkat FIFA
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026: Tergusur ke Dasar Grup C, Peluang Timnas Indonesia Tetap Terbuka
Timnas Indonesia vs Jepang, Garuda dan Samurai Biru Beda Jalan Menuju Piala Dunia 2026
Mengintip Kampung Wisata Giwangan, Transformasi dari Tempat Prostitusi
Drama Penangguhan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia oleh UI
OJK Terbitkan POJK Nomor 17 Tahun 2024 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Bahrain vs China: Gol Dianulir VAR, Dilmun Warriors Tumbang 0-1
Dekat dengan Ulama, Luthfi-Taj Yasin Disebut Sosok yang Paham Dunia Pesantren
Bertemu Menkomdigi, Mensesneg Beri Pesan Pentingnya Konektivitas dan Pemerataan Internet di RI
200 Nama Kelas Aesthetic dan Unik, Bisa untuk Jenjang SD hingga SMA
ONE Friday Fights 87 Hadirkan Duel Kongchai vs Chokpreecha
1.462 Lembar Surat Suara Rusak, KPU Ajukan Penggantian