Apa itu DP: Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya dalam Transaksi

Pelajari apa itu DP (down payment), fungsi, cara kerja, dan perbedaannya dengan TDP dalam transaksi properti dan kendaraan. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

oleh Ayu Isti Prabandari diperbarui 02 Feb 2025, 11:38 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 11:38 WIB
apa itu dp
apa itu dp ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian DP (Down Payment)

Liputan6.com, Jakarta DP atau down payment adalah pembayaran uang muka yang dilakukan di awal transaksi pembelian barang atau jasa, terutama untuk pembelian aset bernilai tinggi seperti properti atau kendaraan. DP merupakan sebagian dari total harga yang harus dibayarkan sebagai tanda jadi dan komitmen pembeli untuk melanjutkan transaksi.

Secara umum, DP berfungsi sebagai:

  • Bukti keseriusan pembeli
  • Jaminan bagi penjual
  • Pengurang jumlah kredit yang harus diambil
  • Penentu besaran cicilan

Besaran DP biasanya ditetapkan dalam bentuk persentase dari harga total, umumnya berkisar antara 10-30% tergantung jenis transaksi dan kebijakan penjual atau pemberi kredit. Semakin besar DP yang dibayarkan, semakin kecil jumlah kredit dan cicilan yang harus dibayar kemudian.

Fungsi dan Manfaat DP

Pembayaran DP memberikan beberapa fungsi dan manfaat penting dalam transaksi, baik bagi pembeli maupun penjual:

Bagi Pembeli:

  • Mengamankan barang/properti yang diinginkan
  • Mengurangi jumlah pinjaman dan beban cicilan
  • Meningkatkan peluang persetujuan kredit
  • Mendapatkan suku bunga kredit yang lebih rendah
  • Menunjukkan komitmen dan kemampuan finansial

Bagi Penjual:

  • Jaminan keseriusan pembeli
  • Mengurangi risiko pembatalan transaksi
  • Sumber dana awal untuk memulai proyek/produksi
  • Indikator kemampuan finansial pembeli
  • Melindungi dari kerugian jika terjadi pembatalan

Dengan adanya DP, kedua belah pihak mendapatkan kepastian dan perlindungan dalam melakukan transaksi bernilai besar. Pembeli terikat komitmen, sementara penjual mendapat jaminan transaksi akan berlanjut.

Cara Kerja DP dalam Transaksi

Mekanisme pembayaran dan perhitungan DP dalam transaksi umumnya sebagai berikut:

  1. Penjual menetapkan persentase minimal DP, misalnya 20% dari harga total
  2. Pembeli membayar DP sesuai kesepakatan sebagai tanda jadi
  3. Jumlah DP mengurangi total harga yang harus dibayar
  4. Sisa harga setelah DP dapat dibayar tunai atau dicicil
  5. Besaran DP mempengaruhi jumlah kredit dan cicilan

Contoh perhitungan sederhana:

  • Harga properti: Rp500 juta
  • DP 20%: Rp100 juta
  • Sisa yang harus dibayar: Rp400 juta

Sisa Rp400 juta ini bisa dilunasi secara tunai atau dicicil melalui KPR dengan tenor tertentu. Semakin besar DP yang dibayarkan, semakin kecil jumlah yang harus dicicil.

Perbedaan DP dan TDP

Dalam transaksi kredit kendaraan, sering muncul istilah DP (Down Payment) dan TDP (Total Down Payment) yang perlu dibedakan:

DP (Down Payment)

  • Uang muka murni
  • Hanya mencakup sebagian dari harga kendaraan
  • Biasanya 10-30% dari harga On The Road (OTR)
  • Tidak termasuk biaya lain-lain

TDP (Total Down Payment)

  • Total biaya yang harus dibayar di awal
  • Mencakup DP + biaya lain-lain
  • Komponen TDP:
    • DP murni
    • Biaya administrasi
    • Premi asuransi tahun pertama
    • Angsuran pertama
  • Jumlahnya lebih besar dari DP murni

Penting untuk memahami perbedaan ini agar tidak kaget saat harus membayar lebih dari sekedar DP yang tertera di brosur. TDP adalah jumlah yang sebenarnya harus disiapkan untuk membawa pulang kendaraan.

Ketentuan DP dalam Berbagai Jenis Transaksi

1. DP Rumah/Properti (KPR)

Untuk pembelian rumah melalui KPR, ketentuan DP umumnya:

  • Minimal 10-20% dari harga properti
  • Bisa lebih rendah untuk program khusus pemerintah
  • Semakin besar DP, semakin mudah pengajuan KPR disetujui
  • DP besar mengurangi jumlah dan tenor KPR

2. DP Kendaraan Bermotor

Untuk pembelian mobil atau motor secara kredit:

  • DP minimal biasanya 10-30% dari harga OTR
  • Besaran bervariasi tergantung kebijakan leasing
  • Perlu memperhatikan TDP yang mencakup biaya lain
  • DP rendah biasanya diimbangi bunga kredit lebih tinggi

3. DP Barang Elektronik

Untuk pembelian barang elektronik secara cicilan:

  • DP bisa mulai dari 0% untuk promo tertentu
  • Umumnya 10-30% dari harga barang
  • Tenor cicilan biasanya lebih pendek (6-24 bulan)
  • Perhatikan bunga cicilan yang dikenakan

Tips Menentukan Besaran DP yang Tepat

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menentukan besaran DP:

  1. Sesuaikan dengan kemampuan finansial
  2. Perhitungkan cicilan bulanan yang harus dibayar
  3. Bandingkan skema DP dari berbagai penyedia kredit
  4. Pertimbangkan tenor kredit yang diinginkan
  5. Evaluasi tingkat suku bunga yang ditawarkan
  6. Perhatikan biaya-biaya tambahan di luar DP
  7. Sisakan dana untuk biaya lain dan dana darurat

Jangan tergoda DP rendah tanpa memperhitungkan konsekuensinya. DP yang terlalu kecil bisa mengakibatkan cicilan membengkak dan memberatkan keuangan jangka panjang.

Keuntungan dan Kerugian DP Besar vs DP Kecil

Keuntungan DP Besar:

  • Cicilan bulanan lebih ringan
  • Total bunga yang dibayar lebih sedikit
  • Tenor kredit bisa lebih pendek
  • Peluang persetujuan kredit lebih tinggi
  • Ekuitas lebih cepat terbentuk (untuk properti)

Kerugian DP Besar:

  • Membutuhkan dana tunai besar di awal
  • Mengurangi likuiditas jangka pendek
  • Dana kurang fleksibel untuk investasi lain

Keuntungan DP Kecil:

  • Lebih mudah merealisasikan pembelian
  • Dana tunai yang dibutuhkan lebih sedikit
  • Lebih fleksibel mengalokasikan dana untuk hal lain

Kerugian DP Kecil:

  • Cicilan bulanan lebih besar
  • Total bunga yang dibayar lebih banyak
  • Risiko kredit macet lebih tinggi
  • Nilai aset bisa lebih rendah dari sisa utang

Pilihan antara DP besar atau kecil harus disesuaikan dengan kondisi keuangan dan tujuan jangka panjang masing-masing individu.

Cara Menghitung DP dan Angsuran

Untuk memudahkan perencanaan keuangan, penting memahami cara menghitung DP dan estimasi angsuran:

Menghitung DP:

DP = Harga barang x Persentase DP

Contoh:

Harga mobil Rp200 juta, DP 20%

DP = Rp200 juta x 20% = Rp40 juta

Menghitung Angsuran (metode flat):

 

  • Hitung pokok pinjaman = Harga barang - DP

 

 

  • Hitung total bunga = Pokok pinjaman x Suku bunga x Tenor (tahun)

 

 

  • Total yang harus dibayar = Pokok pinjaman + Total bunga

 

 

  • Angsuran per bulan = Total yang harus dibayar / (Tenor x 12)

 

 

Contoh:

Harga mobil Rp200 juta, DP 20%, bunga 5% flat, tenor 5 tahun

 

  • Pokok pinjaman = Rp200 juta - Rp40 juta = Rp160 juta

 

 

  • Total bunga = Rp160 juta x 5% x 5 tahun = Rp40 juta

 

 

  • Total yang harus dibayar = Rp160 juta + Rp40 juta = Rp200 juta

 

 

  • Angsuran per bulan = Rp200 juta / (5 x 12) = Rp3.333.333

 

 

Perhitungan di atas adalah simplifikasi. Dalam praktiknya, bisa ada variasi tergantung metode perhitungan bunga dan biaya lain yang dikenakan.

Mitos dan Fakta Seputar DP

Mitos 1: DP 0% selalu menguntungkan

Fakta: DP 0% bisa mengakibatkan cicilan lebih besar dan total pembayaran lebih mahal karena bunga yang lebih tinggi.

Mitos 2: Semakin besar DP semakin baik

Fakta: DP yang terlalu besar bisa mengurangi likuiditas. Perlu keseimbangan antara DP dan kebutuhan dana lain.

Mitos 3: DP hanya untuk pembelian rumah dan mobil

Fakta: DP juga diterapkan pada berbagai transaksi lain seperti sewa properti, pembelian elektronik, bahkan beberapa jasa konstruksi.

Mitos 4: DP selalu bisa dikembalikan jika batal

Fakta: Kebijakan pengembalian DP bervariasi. Ada yang bisa dikembalikan penuh, sebagian, atau tidak sama sekali tergantung perjanjian.

Mitos 5: TDP sama dengan DP

Fakta: TDP (Total Down Payment) mencakup DP plus biaya lain, sehingga nominalnya lebih besar dari DP murni.

Pertimbangan Sebelum Membayar DP

Sebelum memutuskan membayar DP untuk suatu transaksi, pertimbangkan hal-hal berikut:

  1. Evaluasi kebutuhan dan urgensi pembelian
  2. Pastikan kesiapan finansial jangka panjang
  3. Pelajari semua biaya yang terkait, bukan hanya DP
  4. Bandingkan penawaran dari berbagai penyedia
  5. Baca dan pahami semua syarat dan ketentuan
  6. Pertimbangkan risiko dan konsekuensi jika terjadi masalah pembayaran
  7. Konsultasikan dengan ahli keuangan jika perlu

Membayar DP adalah komitmen finansial jangka panjang. Pastikan keputusan diambil dengan pertimbangan matang dan tidak hanya berdasarkan emosi sesaat.

Alternatif Selain DP Konvensional

Selain skema DP konvensional, beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan:

1. Sewa Beli (Leasing)

  • Pembayaran sewa bulanan
  • Opsi untuk membeli di akhir masa sewa
  • Biasanya untuk kendaraan atau alat berat

2. Cicilan 0%

  • Tanpa bunga untuk tenor tertentu
  • Biasanya untuk barang elektronik
  • Perhatikan syarat dan biaya tersembunyi

3. Beli Bersama (Co-ownership)

  • Berbagi kepemilikan dan biaya dengan pihak lain
  • Mengurangi beban DP dan cicilan
  • Perlu perjanjian yang jelas antar pihak

4. Crowdfunding

  • Mengumpulkan dana dari banyak orang
  • Biasanya untuk proyek atau bisnis
  • Ada risiko dan regulasi tertentu

5. Rent-to-Own

  • Menyewa dengan opsi membeli
  • Sebagian sewa dihitung sebagai cicilan
  • Populer untuk properti di beberapa negara

Setiap alternatif memiliki kelebihan dan kekurangan. Pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda.

Pertanyaan Seputar DP

1. Apakah DP bisa dicicil?

Umumnya DP harus dibayar lunas di awal. Namun beberapa pengembang properti menawarkan skema DP dicicil untuk periode tertentu sebelum akad kredit.

2. Apa yang terjadi jika tidak sanggup bayar DP?

Konsekuensinya bisa berupa pembatalan transaksi, kehilangan booking fee, atau blacklist dari penyedia kredit. Pastikan kemampuan finansial sebelum berkomitmen.

3. Apakah ada batasan maksimal DP?

Secara umum tidak ada batasan maksimal DP. Bahkan membayar 100% di awal (cash) adalah pilihan yang tersedia untuk sebagian besar transaksi.

4. Bisakah DP dibayar dengan kartu kredit?

Beberapa penjual memperbolehkan pembayaran DP dengan kartu kredit, namun biasanya ada biaya tambahan. Perhatikan bunga kartu kredit yang biasanya lebih tinggi.

5. Apakah DP bisa dikembalikan jika batal beli?

Tergantung kebijakan penjual dan alasan pembatalan. Ada yang bisa dikembalikan penuh, sebagian, atau tidak sama sekali. Pastikan membaca syarat dan ketentuan dengan teliti.

Kesimpulan

DP atau down payment merupakan komponen penting dalam berbagai transaksi bernilai besar, terutama pembelian properti dan kendaraan. Fungsinya tidak hanya sebagai tanda jadi, tapi juga memengaruhi struktur pembiayaan secara keseluruhan.

Memahami konsep DP, cara kerjanya, serta perbedaannya dengan TDP sangat penting bagi konsumen. Dengan pengetahuan ini, Anda bisa membuat keputusan finansial yang lebih bijak, menyesuaikan besaran DP dengan kemampuan, dan menghindari jebakan kredit yang memberatkan di kemudian hari.

Ingatlah bahwa tidak ada ukuran DP yang ideal untuk semua orang. Pilihan terbaik adalah yang sesuai dengan kondisi keuangan, tujuan, dan rencana jangka panjang Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan sebelum mengambil keputusan besar terkait DP dan kredit.

Dengan perencanaan yang matang dan pemahaman yang baik tentang DP, Anda bisa mewujudkan impian memiliki aset berharga tanpa membebani keuangan di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya