Liputan6.com, Yogyakarta - Kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram (kg) awal bulan ini membuat warga di Yogyakarta memilih menggunakan elpiji 3 kg. Pengelola pangkalan elpiji di Cebongan Tlogoadi Mlati Sleman Angga setiawan mengatakan, banyaknya warga yang beralih ke elpiji 3 kg membuat elpiji ukuran 12 kg tidak laku.
Sejak pengambilan elpiji 12 kg pada 3 Januari lalu tidak satu pun elpiji 12 kg yang laku. Di tempatnya elpiji 12 kg dijual Rp 120 ribu per tabung. Sementara permintaan elpiji ukuran 3 kg di tempatnya semakin meningkat. Bahkan, pangkalan elpiji miliknya pun dibatasi karena banyaknya peminat elpiji 3 kg.
"Banyak yang beralih ke elpiji 3 kg sejak naik. Semakin banyak permintaan ke 3 kg. Peningkatan parah banyak pol sampai 50 persen kenaikannya. Jadinya ya yang 12 kg tidak laku. Pas naik itu kita ambil yang 12 kg pertama kali sampai sekarang belum kejual satu pun," ujar Angga Kamis (8/1/2015).
Angga mengatakan, banyaknya warga yang beralih ke elpiji 3 kg membuat pangkalan miliknya dibatasi pengiriman jumlah elpiji 3 kg. Walaupun begitu harga elpiji 3 kg tidak naik dan masih dijual pertabungnya Rp 16 ribu di tingkat pangkalan.
"Sama di tingkat pangkalan Rp 16 ribu. Jualnya Rp 20 ribu sampai Rp 23 ribu di warung-warung. Sementara yang elpiji 12 kg tidak ada yang ambil. Setiap dua hari kita dikirimi 200 tabung jadi seminggu tiga kiriman. Dibatasi seminggu 600 tabung 3 kg. Kalau yang 12 kg malah tidak ada batasan. Tapi siapa yang mau beli," ujar Angga.
Angga menambahkan, sejak kenaikan harga elpiji sudah diumumkan Pertamina mulai 1 Januari 2014 ini. Pangkalan miliknya kesusahan stok pasalnya setiap pangkalan hanya diperbolehkan mendapat kiriman dari satu agen. Kondisi ini membuatnya sulit memenuhi permintaan pelanggan.
"Yang jelas dari agen yang parah. Belum naik harga kemarin bisa jual sekian tapi sekarang dibatasi. Kalo pangkalan kan kalo ambil cuma di satu agen jadi Satu pangkalan satu agen itu repotnya," ujarnya. (Fathi/Ndw)
Advertisement