Lima Eselon I Hasil Lelang Jabatan Ini Resmi Menjabat

Lima ahli madya ini merupakan hasil dari seleksi terbuka pengisian jabatan tinggi Eselon I.a dan I.b.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 06 Feb 2015, 18:35 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2015, 18:35 WIB
Pelantikan Dirjen Pajak Baru
(Foto: Liputan6.com/Fiki Ariyanti)
Liputan6.com, Jakarta -
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro melantik lima pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Lima ahli madya ini merupakan hasil dari seleksi terbuka pengisian jabatan tinggi Eselon I.a dan I.b yang telah melalui serangkaian proses seleksi ketat sejak November lalu. 
 
"Ini adalah proses biasa (pelantikan). Regenerasi harus terus berjalan. Yang penting team work di jajaran Kemenkeu perlu ditingkatkan," ucap Bambang usai melantik lima pejabat Eselon I itu di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (6/2/2015). 
 
Kelima pejabat tersebut antara lain :
 
1. Sigit Priadi Pramudito sebagai Direktur Jenderal Pajak
2. Suahasil Nazara sebagai Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
3. Sumiyanti sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
4. Susiwijono sebagai Staf Ahli Bidang Organisasi Birokrasi dan Teknologi Informasi
5. Astera Primando Bhakti sebagai Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara. 
 
Pada kesempatan yang sama , Menkeu juga melantik pejabat Eselon II yang terdiri dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, BKF dan BPPK. 
 
Bambang mengatakan, lima pejabat tersebut merupakan hasil dari  seleksi terbuka yang diamanatkan Undang-undang Aparatur Sipil Negara (ASN). "Prosesnya sangat panjang dari November sampai pertengahan Januari 2015. Sangat melelahkan. Saya apresiasi kepada pejabat lama juga," terangnya. 
 
Dia berharap, Kemenkeu bisa mengambil kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditargetkan 5,7 persen. Salah satunya dengan menggenjot investasi swasta. Dalam hal ini, sambung Bambang, perlu iklim usaha yang kondusif dan insentif fiskal. 
 
"Kita tetap ingin memberi insentif fiskal supaya mendorong investasi di tengah optimalisasi penerimaan pajak secara agresif. Dengan demikian, Indonesia bisa menjadi negara yang disegani bukan saja di ASEAN tapi dunia," pungkasnya. (Fik/Nrm)
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya