Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, ketersediaan daging sapi jauh di bawah kebutuhan. Hal ini menyebabkan Indonesia sulit mewujudkan swasembada daging sapi.
"Kebutuhan sapi di DKI Jakarta ini luar biasa. Pertumbuhan sapi merosot, kebutuhannya naik, kita ini defisit. Maka beberapa kali dicanangkan pemerintah pusat soal swasembada sapi tidak pernah tercapai, sampai 2014 kemarin gagal, dan dicanangkan lagi 2019," kata Ahok, di Balai Kota, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Baca Juga
Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun proyek breeding atau percontohan pengembangbiakkan sapi. Proyek tersebut akan bekerjasama dengan Kabupaten Kupang.
Advertisement
Detail Engineering Design (DED) atau konsep pengembakbiakan sapi itu akan melibatkan LIPI dan Kementerian Riset dan Teknologi dan Perguruan Tinggi. Nantinya, program ini akan dibangun di atas lahan seluas 100 hektar.
"Kira-kira ini butuh Rp 40-50 miliar, kalau ini berhasil kami akan coba di seluruh Indonesia buat kerja sama," ujar Ahok.
Pengerjaan program pengembangbiakan sapi ini akan dilaksanakan oleh BUMD Dharma Jaya. Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) pun akan dimasukkan untuk melancarkan program ini.
"Pembiayaannya dari Dharma Jaya saja. Soalnya kalau dari dinas itu ribet, karena Dharma Jaya harus kuasai 100 hektare di situ kan. Jadi nanti semua kabupaten/kota yang mau punya peternakan sapi akan kerja sama dengan Dharma Jaya dan kita akan bantu," tegas Ahok.
Ia menjelaskan, program ini tidak dilepas ke swasta karena balik modal keuntungan akan lama, bisa sekitar 15-20 tahun. Kebutuhan DKI Jakarta akan daging sapi sebesar 1.000 ekor per hari. Nantinya, tiap 1 hektar akan diupayakan untuk pengembangbiakan 3 ekor sapi. (Silvanus A/Ahm)