Bak Kena Sihir, dari yang Terlemah Mata Uang Ini Jadi Perkasa

Berbalik dari yang terlemah, kini ruble menjadi salah satu mata uang dengan penguatan terbaik dan bergerak sangat cepat. Apa penyebabnya?.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 11 Apr 2015, 17:22 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2015, 17:22 WIB
Ruble
(Foto: RT.com)

Liputan6.com, New York - Setelah melemah parah ditimpa keperkasaan dolar AS sepanjang tahun lalu, mata uang Rusia, ruble kini justru tampak sangat aktif dan terus bergerak menguat. Seluruh warga Rusia bahkan menyebut kondisi tersebut sebagai sebuah keajaiban.

Ruble menjadi salah satu mata uang dengan penguatan terbaik tahun ini, setelah menjadi mata uang dengan pelemahan terparah sepanjang 2014.

Bagaimana tidak, mengutip laman CNN Money, Sabtu (11/4/2015), ruble kini terus menguat hingga mencapai 20 persen terhadap dolar AS dan 35 persen terhadap euro dalam tiga bulan terakhir.

Nilai tukar ruble ambruk tahun lalu seiring dengan keretakan serius yang dialami perekonomian Rusia. Ekonomi Rusia terkena dua hantaman keras, jatuhnya harga minyak dan sanksi-sanksi dari Barat lantaran konfliknya dengan Ukraina.

Berbaliknya ruble menjadi salah satu mata uang paling kuat tahun ini dapat terlihat dari angka pergerakan yang ditunjukkannya.

Pada Januari 2014, harga US$ 1 setara dengan 33 ruble. Bahkan pada level terendahnya tahun lalu, US$ 1 dapat setara dengan sekitar 80 ruble.

Tapi lihat perlawanan ruble tahun ini, kini US$ 1 setara dengan 52 ruble. Ini merupakan pembalikan kondisi yang sangat cepat dan masih akan terus menguat lagi.

Tahun lalu, Bank Sentral Rusia mencoba menaikkan suku bunga hingga enam kali guna menahan pelemahan ruble. Seolah tak tertahankan, ruble tetap merosot hingga menyentuh level terendahnya.

Bank Sentral Rusia tanpa lelah mencoba berbagai cara untuk menahan pelemahan tersebut hingga menghabiskan lebih dari cadangan mata uang asing bernilai US$ 110 miliar pada 2014.

Namun kini ruble bergerak jauh lebih baik. Meski perekonomian Rusia diprediksi mengalami kontraksi antara 3,5 persen hingga 5 persen pada 2015, para investor tetap percaya diri bertaruh untuk ruble.

Pemicu utama penguatan ruble tahun ini adalah situasi politik yang jauh lebih stabil.

"Dengan ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina dan kondisi Rusia tampak tidak bertambah buruk, para pedagang sepertinya mulai menganggap ruble lebih menarik," ungkap analis AvaTrade Naeem Aslam.

Ruble bahkan menguat hingga 3 persen pada akhir pekan ini.(Sis/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya