Kesepakatan Utang Yunani Dicapai Pekan Ini

Pemerintah Yunani yakin akan mencapai kesepakatan dengan para kreditornya, Uni Eropa dan IMF pekan ini.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 01 Jun 2015, 11:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2015, 11:00 WIB
 Negara
Bendera negara Yunani

Liputan6.com, New York - Pemerintah Yunani yakin akan mencapai kesepakatan dengan para kreditornya pekan ini. Menteri Dalam Negeri Yunani Nikos Voutsis mengatakan, Yunani terbuka untuk mendorong kembali sebagian program anti-penghematannya guna mendorong tercapainya kesepakatan.

Melansir laman CNBC, Senin (1/6/2015), Yunani dan para kreditornya di Uni Eropa dan IMF telah terjebak dalam berbagai diskusi selama berbulan-bulan soal reformasi dana tunai. Kini berbagai tekanan muncul menghambat kesepakatan mengingat pemerintah Yunani menghadapi risiko bangkrut tanpa bantuan dari program dana talangan yang berakhir pada 30 Juni.

"Kami yakin bahwa kami bisa mendapatkan solusi dan mencapai kesepakatan (soal utang) pekan ini. Sebagian dari program kami dapat ditarik kembali dalam enam bulan atau satu tahun agar ada kesepakatan," kata Voutsis.

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut di bagian mana program anti penghematan partai Syriza dapat ditarik kembali.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras sempat berjanji untuk membatalkan program penghematan termasuk memberlakukan upah minimum dan hak penawaran kolektif. Awal pekan ini, pemerintah Yunani berharap kesepakatan dapat dicapai pada Minggu.

Meski begitu, berbagai lembaga keuangan internasional masih meragukan adanya kesepakatan utang Yunani mengingat reformasi tenaga kerja dan pensiun yang masih lemah di negara tersebut.

Sebaliknya, Voutsis mengatakan, pemerintah pusat Yunani dan beberapa rekanan telah mencapai kesepakatan di sejumlah isu seperti mencapai surplus anggaran level rendah dalam dua tahun pertama. Tapi para kreditor masih kurang setuju dengan pajak penjualan.

Sementara membahas soal keluarnya Yunani dari zona euro, Menteri Perekonomian Yunani George Stathakis mengatakan, pemerintah tak punya alternatif rencana lain.

"Tidak ada Plan B. Negara kami akan tetap di zona euro tapi dengan program bantuan yang terorganisir lebih baik," tandasnya. (Sis/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya