Tips Atur Duit Hadapi Kenaikan Harga Saat Puasa

Untuk mensiasati kenaikan harga saat menjelang lebaran, masyarakat juga harus pintar mengatur kelebihan pendapatan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Jun 2015, 12:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2015, 12:00 WIB
Mendekati Ramadan, Harga Telur Melambung
Meski bulan Ramadan masih sekitar 3 minggu lagi, harga telur ayam negeri mulai melambung tinggi (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Harga-harga barang pokok selalu naik menjelang Ramadan. Karena selalu terjadi maka banyak masyarakat yang menganggapnya wajar. Lalu bagaimana menyikapi kenaikan harga menjelang Ramadan agar tidak berdampak terlalu besar ke kantong?

Perencana Keuangan Mohamad Handoko mengungkapkan, saat Bulan Ramadan sebenarnya pola konsumsi masyarakat yang menjalani ibadah puasa mengalami perubahan. Jika di hari biasa manjalani aktivitas makan tiga kali sehari maka di hari puasa menjadi dua kali sehari.

Namun, meski terjadi pengurangan, biasanya masyarakat menambah porsi konsumsi. Hal tersebut membuat pengeluaran tetap bahkan bisa bertambah, karena lebih konsumtif.

"Kalau puasa dan Lebaran, memang tak bisa dipungkiri hidari ada penambahan sisi konsumsi, sebenarnya periode konsumsi berkurang, namun secara kuantitas bertambah. Porsi makan jadi  jor-joran," kata Handoko, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Akibatnya, tak ada penghematan dengan pola konsumsi seperti itu. Harusnya dengan jumlah konsumsi yang berkurang menjadi dua kali bisa berhemat sehingga kenaikan harga barang pokok tidak akan begitu terasa.

Menurut Handoko, untuk menyikapinya maka masyarakat harus meninggalkan kebiasaan tersebut. Pasalnya, jika pola konsumsi tersebut terus dibiarkan maka akan menambah beban.

"Sederhana butuh perjuangan. irit saja paling tidak misalnya makan dua kali tidak berlebihan," tuturnya.

Handoko menambahkan, untuk mensiasati kenaikan harga saat menjelang lebaran, masyarakat juga harus pintar mengatur kelebihan pendapatan yang berasal dari Tunjangan Hari Raya (THR), dengan membeli barang sesuai kebutuhan. Sehingga THR bisa dialihkan untuk membiayai hal lain.

"Mengencangkan ikat pinggang, meminimalisir cost, dapat THR gunakan 50 persen digunakan untuk kekurangan konsumsi berlebihan, 25 persen buat Lebaran 25 untuk pendidkan anak," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya