Jokowi Genjot Infrastruktur, Ekonomi RI Segera Pulih

Dalam 3 bulan terakhir, Jokowi telah meresmikan lebih dari 10 proyek infrastruktur.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Jun 2015, 18:39 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2015, 18:39 WIB
7 Gerbang di Sepanjang Jalan Tol Cipali
Tol Cipali memiliki tujuh gerbang tol.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kelesuan perekonomian nasional, sektor infrastruktur sebenarnya justru menunjukkan pertumbuhan pesat.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan, Keuangan dan Pasar Modal Rosan Roeslani dalam pembukaan Indonesia Infrastructure Finance Forum yang diadakan KADIN dan Euromoney.

"Yang luar biasa adalah kemajuan sektor infrastruktur ini didorong, dipimpin, dan diawasi langsung oleh Bapak Presiden sejak dilantik 9 bulan yang lalu," kata Rosan Roeslani di hadapan lebih dari 200 investor dan pelaku industri keuangan yang fokus di sektor infrastruktur di Jakarta.

Dalam sambutannya, Rosan mewakili KADIN Indonesia mengapresiasi upaya dan aktivitas Presiden Jokowi yang dalam tiga bulan terakhir telah meluncurkan atau meresmikan lebih dari 10 proyek infrastruktur besar yang akan mengembalikan keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

Di antaranya adalah 7 proyek infrastruktur di Sumatera Utara misalnya Pelabuhan Kualatanjung dan Jalan Tol Medan-Binjai, Pelabuhan Tanjung Lamong di Jawa Timur dan pelabuhan di Batam yang akan dibuat sebagai salah satu pelabuhan paling canggih di Asia.

"Akhir pekan yang lalu bahkan Presiden Jokowi tidak pakai istirahat setelah menikahkan anaknya. Beliau langsung meresmikan jalan tol Gempol-Pandaan hari Jumat dan Jalan tol Cikopo-Palimanan yang merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia di hari Sabtu. Dua proyek jalan tol dalam waktu satu minggu. Kalau begini terus, kelesuan perekonomian bisa segera pulih," tegas Rosan.

Sejumlah loket pembayaran di jalan tol Cikapali sudah siap di operasikan, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (6/5/2015). Jalan tol sepanjang 116 km ini akan digunakan pada arus mudik. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)


Menurutnya, ketertarikan para pemilik modal untuk menanamkan investasinya di sektor infrastruktur Indonesia tetap tinggi. Bahkan ketika perekonomian sedang lesu karena pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu yang lama dan dampak multipliernya sangat besar dan sangat panjang.

"Di masa perekonomian agak lesu, pembangunan infrastruktur menjadi lebih penting lagi untuk diprioritaskan. Dan sektornya sangat banyak, mulai jalan tol, pelabuhan, perumahan, air bersih, telekomunikasi, pariwisata, dsb," tambah Rosan yang kelompok usahanya Recapital Group merupakan investor nasional terbesar dan paling aktif di sektor air bersih, properti dan pariwisata.

Rosan menambahkan 10 tahun yang silam Indonesia gagal memanfaatkan sentimen dan tren perekonomian Indonesia yang sempat booming untuk membangun infrastruktur dan industri manufaktur. Ke depan hal ini sebaiknya tidak terulang karena Indonesia tidak akan punya kesempatan lain lagi.

"Kalau tidak, investor akan kehilangan kepercayaan atau uangnya sudah diinvestasikan di negara lain," tambah Rosan yang saat ini menjadi kandidat terkuat Ketua Umum KADIN Indonesia periode 2015 - 2020.

Sejak dilantik Oktober tahun lalu, Pemerintahan Jokowi-JK memberikan prioritas utama kepada percepatan pembangunan infrastruktur khususnya yang mendukung industri maritim dan pertanian. Pemerintah mencabut subsidi BBM demi mengalokasikan lebih banyak dana APBN untuk pembangunan infrastruktur.

Selain itu, Pemerintah juga mendorong UU pembebasan lahan dan menyuntikkan lebih dari Rp 60 triliun (lebih dari US$ 5 miliar) kepada BUMN terpilih untuk menjadi lokomotif percepatan pembangunan infrastruktur. (Pew/Ndw)




Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya