Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Bisa Tembus 5 Persen? Ini Prediksinya

Prospek ekonomi Indonesia cukup baik dan diperkirakan bisa tumbuh hingga lima persen tahun ini.

oleh Septian Deny Diperbarui 19 Mar 2025, 17:45 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 17:45 WIB
FOTO: Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kepala Ekonom Juwai IQI Shan Saeed yang berbasis di Malaysia mengatakan, prospek ekonomi Indonesia cukup baik dan diperkirakan bisa tumbuh hingga lima persen tahun ini.

“Dengan menerapkan dan fokus pada strategi multifaset, Indonesia dapat menciptakan perekonomian yang lebih tangguh dan dinamis. Saya tetap optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia,” kata Shan Saeed dikutip dari Antara, Rabu (19/3/2025).

Dirinya memperkirakan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia bakal tumbuh antara 4,5 persen hingga lima persen pada 2025 ini.

Menurut dia, pemerintah Indonesia dapat melakukan satu hal penting dalam hal ini, yaitu memberikan kepercayaan kepada investor lokal untuk mendorong pertumbuhan dan menarik investasi asing langsung (FDI) ke dalam perekonomian.

“Fokus pada ekonomi domestik adalah kunci utama. Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai hasil PDB yang diinginkan pada tingkat makro,” ungkapnya.

Semua mata kini tertuju pada langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang bertekad untuk melakukan reformasi ekonomi dan sosial guna membawa perekonomian ke tingkat pertumbuhan selanjutnya yang menguntungkan rakyat.

“Solusinya? Memberikan kepercayaan kepada investor lokal yang memiliki dana untuk diinvestasikan di dalam negeri agar momentum pertumbuhan tetap terjaga,” paparnya.

Investor lokal, menurutnya, memiliki kemampuan untuk menginjeksi dana ke dalam perekonomian, mempercepat roda ekonomi, dan pada akhirnya menarik kembali investor asing ke Indonesia.

Shan Saeed juga memaparkan, ada beberapa strategi yang bisa menjadi motor titik balik perekonomian Indonesia di 2025.

Pertama, meningkatkan infrastruktur transportasi, energi, dan digital untuk mendorong produktivitas. Investasi infrastruktur memiliki korelasi langsung dengan pertumbuhan PDB.

 

Promosi 1

Dukungan ke UMKM

UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk memungkinkan produk UMKM lebih banyak diekspor ke Amerika Serikat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Kedua, memberikan dukungan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

UMKM sangat penting untuk penciptaan lapangan kerja dan inovasi. Saat ini, terdapat 64,2 juta UMKM yang berkontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB Indonesia.

Dalam hal tenaga kerja, UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja, yaitu sekitar 119,6 juta orang. Namun, hanya sekitar 17,5 juta pelaku UMKM yang telah memasuki ekosistem digital dan memanfaatkan niaga-el (e-commerce). Tenaga kerja produktif menjadi pendorong utama prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ketiga, menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan pasar untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil. Investasi dalam pendidikan perempuan juga dapat mengubah arah ekonomi Indonesia.

 

Kemiskinan

Data Pertumbuhan Ekonomi G20 per Kuartal III 2022
Suasana gedung pencakar langit di Jakarta, Selasa (15/11/2022). Berdasarkan data Kementerian Investasi, ekonomi AS per kuartal III adalah 1,8%, sementara ekonomi Korea Selatan adalah 3,1%. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

China berhasil mengurangi kemiskinan dengan berinvestasi dalam pendidikan perempuan, mengangkat 800 juta orang keluar dari kemiskinan dalam 39 tahun terakhir.

Keempat, membangun lingkungan yang kondusif bagi startup dan kemajuan teknologi. Inovasi dan adopsi teknologi dapat memperkuat prospek ekonomi di tingkat makro.

Serta kelima, memperkuat hubungan perdagangan dan menarik investasi asing untuk mendiversifikasi ekonomi. Perdagangan regional ASEAN, Afrika, dan GCC (Gulf Cooperation Council) adalah pasar kunci seiring dengan perubahan cepat dalam prospek ekonomi global.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya