Dolar Perkasa Diprediksi Sampai Akhir Tahun

pelemahan rupiah dan mata uang negara lain kerap terjadi menjelang FOMC Meeting.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Jun 2015, 12:11 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2015, 12:11 WIB
Ilustrasi Nilai Rupiah Turun
Ilustrasi Nilai Rupiah Turun

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dibayang-bayangi rencana kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve yang penuh ketidakpastian. Akibatnya, kurs rupiah diprediksi akan terus tertekan hingga akhir tahun ini.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) sekaligus Eks Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri mengungkapkan, pelemahan rupiah dan mata uang negara lain kerap terjadi menjelang FOMC Meeting. Depresiasi hebat menimpa mata uang negara-negara penghasil sumber daya alam, termasuk Indonesia.  

"Kekhawatiran normalisasi kebijakan moneter di AS sudah terjadi sejak lama, dan setiap kali jelang FOMC Meeting, tekanan ke mata uang selalu terjadi. Tekanan itu ada di semua mata uang terutama negara penghasil sumber daya alam, seperti Indonesia, Brazil, Afrika Selatan dan lainnya," kata dia ditemui di Indonesia Infrastructure Finance Conference di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (17/6/2015).

Menurut Chatib, tren pelemahan terhadap kurs rupiah masih akan terus berlangsung selama belum ada kepastian mengenai kebijakan tersebut. Sayangnya, dia mengaku, hanya The Fed yang mengetahui kapan pastinya suku bunga acuan akan dinaikkan.

"Tapi menurut saya belum akan naik Juli atau tengah tahun ini. Tapi mungkin akhir tahun ini atau tahun depan. Jadi harusnya The Fed naikkan saja suku bunganya, supaya orang enggak punya ekspektasi lagi mengenai itu dan akhirnya price in," tegas dia.

Komisaris Independen PT Indonesia Infrastructur Finance (IIF) ini menyatakan, hal ini pernah terjadi saat Gubernur Bank Sentral AS Bernanke akan mengakhiri kebijakan Quantitative Easing pada 2013. "Ketika Bernanke mengakhiri QE, market langsung price in dan exchange rate kembali stabil," terangnya.

Namun ketika ditanya mengenai kisaran tekanan rupiah sampai akhir tahun, Chatib enggan memproyeksikannya. "Saya tidak mau komen, kalau saya tahu, saya sudah kerja di trading valas," pungkas dia. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya