Liputan6.com, Jakarta - PT Freeport Indonesia berkomitmen untuk terus berinvestasi di Indonesia. Saat ini, perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut telah menyiapkan dana sebesar US$ 17,5 miliar untuk membangun pabrik pengolahan.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, dana investasi yang disiapkan oleh Freeport tersebut untuk mengembangkan tambang bawah tanah (underground mining) dan pembangunan fasilitas pengelolahan dan pemurnian (smelter).
"Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan langkah-langkah untuk meyakinkan investasi Freeport dapat berjalan sesuai jadwal, dengan tetap memperhatikan rambu rambu hukum yang ada," kata Sudirman, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (2/7/2015).
Pada Kamis, 2 Juli 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi oleh Sudirman Said telah menerima kunjungan dari Presiden Komisaris PT Freeport Indonesia (PTFI), James R Moffett dan Presiden Direktur PTFI, Maroef Sjamsoeddin di Istana Negara, Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, pihak Freeport Indonesia menyampaikan komitmennya untuk terus berinvestasi di Indonesia. James R Moffett menegaskan akan menghargai kedaulatan hukum Indonesia dengan menghormati seluruh regulasi dan kesepakatan yang telah dicapai.
Sebagaimana diketahui, Kontrak Karya Freeport Indonesia akan habis pada tanggal 29 Desember 2021. Pemerintah Indonesia dan Freeport Indonesia sedang melakukan finalisasi negosiasi untuk menentukan kelanjutan operasi perusahaan tersebut usai berakhirnya Kontrak Karya tersebut.
Reklamasi Pantai
Ketua Penelaah Smelter Nasional Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu mengatakan, fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral Gresik yang akan dibangun PT Freeport Indonesia mereklamasi 20 hektare pantai.
Said mengatakan, saat ini pembangunan smelter Freeport di Gresik Jawa Timur mengalami kemajuan yang ditunjukan ditentukannya lahan untuk membangun smelter. "Sebenarnya ada kemajuan, saya ingin mengecek betul," kata Said.
Ia melanjutkan, pembangunan smelter berkapasitas 2 juta ton yang berdiri di atas lahan seluas 80 hektare, di mana 20 hektare diantaranya mereklamasi pantai. "Karena sudah clear lahan 80 hektare itu yang sudah clear 60 hektare dan 20 hektare itu reklamasi," ungkapnya.
Menurut Said, pembangunan smelter bernilai investasi US$ 2,3 miliar tersebut sudah mendapat izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari pemerintah daerah setempat. "Sudah dapat izin dari Pemda kata PTFI. Tinggal titik koordinat beda. Tapi itu tidak menghambat," jelasnya. (Pew/Gdn)
Freeport Siapkan US$ 17,5 miliar untuk Investasi di Indonesia
Kontrak Karya Freeport Indonesia akan habis pada tanggal 29 Desember 2021.
diperbarui 02 Jul 2015, 16:36 WIBDiterbitkan 02 Jul 2015, 16:36 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ubur-ubur Ini Bisa Kembali Muda Jika Stres, Kok Bisa?
Menurut Ustadz Das'ad Latif Sebenarnya di Rumah Bisa Ada Bidadari, jika...
Apa Itu AMOLED di HP: Kelebihan, Kekurangan dan Bedanya dengan Jenis Layar Lain
BUMN Setor Dividen Rp 85,5 Triliun untuk Negara pada 2024
Cara Pembulatan Angka Dasar dan Excel, Langsung Jago Ikuti Latihannya
16 Parpol KIM hingga Relawan Jokowi-Gibran Diklaim Hadiri Kampanye Akbar Ridwan Kamil-Suswono
Cara Pembatalan Tiket Kereta Api Online di KAI Access dan Website Resminya
Dharma-Kun Gelar Kampanye Akbar, Ini Aspirasi dan Harapan Warga
Apa Itu Baby Blues pada Ibu: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Dukung Pengembangan Ekonomi di Daerah Terpencil, Perusahaan Transportasi Udara Tambah Pesawat Baru
Disebut Jiplak Lagu Bruno Mars, Ini Kata Pihak Miley Cyrus Soal Flowers
Zeekr Hadirkan Dua Mobil Listrik Premium di GJAW 2024, Harga Mulai dari Rp 1 Miliar