Puerto Rico Alami Gagal Bayar Utang untuk Pertama Kali

Puerto Rico hanya mampu membayar surat utang sekitar US$ 628 ribu kepada Public Finance Corporation.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Agu 2015, 11:16 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2015, 11:16 WIB
Tingkat Utang RI Paling Rendah di Asia
Dari hasil riset HSBC menyebutkan, Singapura menjadi negara dengan tingkat utang tertinggi, yaitu mencapai 450 persen terhadap PDB.

Liputan6.com, Jakarta - Puerto Rico gagal membayar surat utangnya sekitar US$ 58 juta atau sekitar Rp 782,07 miliar (asumsi kurs Rp 13.484 per dolar Amerika Serikat) kepada Public Finance Corporation (PFC) bond. Gagal bayar ini pertama kali dialami oleh Puerto Rico. Total utang yang harus dilunasi sekitar US$ 483 juta pada awal pekan ini.

"Alokasi dana kurang untuk tahun fiskal sehingga membuat keseluruhan pembayaran kepada PFC tidak bisa dilakukan hari ini," ujar Melba Acosta, Pimpinan Island Government Development Bank, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (4/8/2015).

Puerto Rico hanya dapat membayar obligasi  sekitar US$ 628 ribu dari utang jatuh tempo kepada Public Finance Corp. Gagal bayar utang terjadi dapat menekan investor. Apa lagi setiap reksa dana di Amerika Serikat memiliki obligasi Puerto Rico.

"Mereka jelas tidak benar-benar tertarik untuk berniat baik melunasi utang kepada pemegang obligasi. Mereka memiliki agenda politik, " ujar Daniel Solender, Kepala Riset Lord Abbett and Co.

Analis Height Securities, Daniel Hanson, mengatakan, bila ada gagal bayar maka dapat diartikan gagal bayar yang akan menjulang selanjutnya. Puerto Rico mengalami gagal bayar kepada Finance Corp Bond mengingat anggota parlemen gagal menyediakan dana untuk menutup anggarannya. Acosta menuturkan, pihaknya belum mampu membayar utang kepada pemegang obligasi lantaran ada kebutuhan untuk mempertahankan layanan bagi warganya.

"Ini adalah keputusan yang mencerminkan keprihatinan serius tentang likuiditas persemakmuran untuk mengkombinasikan keseimbangan kewajiban kepada kreditor dan masyarakat Puerto Rico mengingat pelayanan kepada mereka juga layak dipertahankan," kata Acosta.

Sementara itu, lembaga pemeringkat Standard and Poor's menyatakan, kegagalan membayar utang menunjukkan ada prioritas lebih besar di atas mempertahankan akses ke pasar obligasi. Peringkat gagal bayar juga mungkin menghambat pemerintah untuk meminjam karena risiko kehabisan uang dalam beberapa bulan ke depan. Akan tetapi, pejabat pemerintah diperkirakan akan merilis proposal restrukturisasi utang pada 1 September 2015.

"Kami percaya standar likuiditas parah. Sekarang Puerto Rico harus memilih antara kewajiban keuangan yang harus dibayar dan potensi gagal bayar lainnya karena kemungkinan likuiditas dibatasi selama beberapa bulan ke depan," tulis S&P dalam pernyataannya.

Kekhawatiran terhadap gagal bayar utang Puerto Rico membuat harga obligasi Puerto Rico turun. Indeks S&P Municiap Bond Puerto Rico turun 10,8 persen sejak awal tahun hingga 31 Juli 2015.

Krisis dialami Puerto Rico ini mulai ramai sejak akhir Juni 2015. Saat ini Gubernur Alejandro Garcia Padilla mengatakan, pihaknya tidak mampu membayar utang US$ 72 miliar. Hal itu mengingat Puerto Rico masih berjuang meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Ia pun berusaha menenangkan investor dengan menegosiasikan utang-utang Puerto Rico. (Ahm/Ndw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya