Bos IMF Temui Jokowi, Ini Kata Darmin Nasution

Presiden Jokowi menerima kedatangan Managing Director of the International Moneter Fund (IMF) Christine Lagarde.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Sep 2015, 19:23 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2015, 19:23 WIB
Logo IMF
(Foto: aim.org)

Liputan6.com, Jakarta - Sore ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kedatangan Managing Director of the International Moneter Fund (IMF) Christine Lagarde setelah memberi kuliah umum bertema "Poised for Take-off-Unleashing Indonesia's Economic Potential" di Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution yang ikut mendampingi Jokowi saat pertemuan itu mengatakan, kedatangan Christine Lagarde merupakan undangan dari Bank Indonesia (BI).

Lagarde dijadwalkan akan menjadi pembicara utama dalam konferensi tingkat tinggi BI-IMF tentang Masa Depan Asia Finance.

"Lagarde itu datang sebenarnya ke acara BI. Lalu dia menceritakan bahwa pertemuan tahunan IMF pada 2018 diselenggarakan di Indonesia," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Kata dia, Lagarde pun memuji perekonomian Indonesia yang mampu bertumbuh positif dan cukup baik di tengah gejolak perekonomian dunia saat ini meski diakui Lagarde tingkat suku bunga di Indonesia masih tinggi. 

"Di tengah dunia yang seperti sekarang ini, (ekonomi) Indonesia cukup baik. Itu yang dia ucapkan. Kalau soal itu (suku bunga) memang perlu ketekunan," terang Darmin.

Sebelumnya Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, menyatakan, fokus pembahasan pertemuan penting antara IMF dengan pemerintah dan BI adalah terkait tantangan ekonomi global dan dampaknya ke seluruh negara. Salah satu yang krusial adalah penyesuaian suku bunga acuan The Fed yang diperkirakan terjadi pada kuartal III 2015.

"Yang paling menonjol Fed Fund Rate, karena kebijakan ini membawa perubahan terhadap arus modal di dunia. Juga soal ekonomi China, apakah bisa kembali ke 7-7,5 persen atau di bawah 6,5 persen serta bagaimana Indonesia menghadapi prospek ekonomi tahun depan," jelas Mirza. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya