Top 5 Bisnis: Jurus Pemerintah Hadapi Keperkasaan Dolar AS

Rupiah telah menembus level 14.500 per dolar AS.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 17 Sep 2015, 09:27 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2015, 09:27 WIB
20150824-Dollar-Mengguat
Petugas menghitung uang pecahan US$100 di Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Posisi dolar terus beranjak hingga di kisaran Rp 14.150. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - [Rupiah](2318700 "") telah menembus 14.500 per dolar AS di sejumlah bank besar. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan dalam keadaan seperti ini, pemerintah akan menekan impor.


"‎Sekali lagi gejala dunia, terjadi di mana-mana, selain juga cadangan (devisa) kita sulit, tidak kita tingkatkan akibat ekspor yang sulit. Tapi kita berusaha untuk mengurangi beban impor," kata Jusuf Kalla di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (16/9/2015).

JK juga percaya rupiah tidak selamanya melemah. Akan ada saatnya ‎nilai tukar rupiah menguat. Ia menuturkan mata uang di dunia selalu berfluktuasi."Ini fluktuasi, hari ini Rp 14 ribu bisa beberapa bulan kemudian turun sedikit atau apa, naik, kan bisa," ujar dia.

Artikel mengenai pelemahan rupiah menjadi informasi paling diburu masyarakat. Lengkapnya, berikut lima artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com edisi

1. Rupiah Sentuh 14.500 per Dolar AS, Pemerintah Tekan Impor

Menghadapi pelemahan rupiah, Wapres JK mengunjungi Kantor Kementerian Pertanian untuk membahas cara produksi pangan. Bila produksi sudah memenuhi, dengan sendirinya pemerintah tak perlu memberlakukan impor. Langkah ini diambil untuk menghadapi pelemahan rupiah.

"Oleh karena itu saya datang ke sini untuk menaikkan produksi pangan agar beban impor pangan turun dan juga ketersediaan mencukupi. Itu kenapa tadi dua jam satu per satu seluruh aparat siap bekerja untuk itu," tandas JK.

2. Orang Sukses Lakukan Hal Ini Sebelum Kerja

Satu jam pertama saat memulai pekerjaan sangat mempengaruhi tingkat produktivitas, dan pola pikir Anda sepanjang hari.

"Orang-orang sukses memahami pentingnya kontrol atas pagi mereka, dan tahu memanfaatkan waktu tersebut dengan bijaksana," kata Lynn Taylor, penulis buku  "Tame Your Terrible Office Tyrant; How to Manage Childish Boss Behavior and Thrive in Your Job.

"Orang-orang ini mampu menyingkirkan kebisingan di jam pertama mereka, dan fokus pada apa yang penting," tambah taylor.

3. Cerita Jokowi yang Curi Perhatian di Mal Timur Tengah

Dalam lawatannya ke Timur Tengah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para menteri ekonomi menyambangi Hypermart terbesar di Abu Dhabi. Di pusat ritel itu, Jokowi bak selebriti dunia yang mampu menarik perhatian masyarakat Indonesia di Timur Tengah bahkan warga dari negara tetangga.

Hal ini diakui Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Lembong saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Rabu (16/9/2015). Menurut dia, rombongan Presiden termasuk menteri-menteri ekonomi menyaksikan betapa lakunya produk-produk nasional yang dijajakan di Hypermart itu.

"Mulai dari produk makanan dan minuman yang dikemas, buah-buahan, seafood dan rempah-rempah. Lumayan laku ya produk-produk itu di Timur Tengah," ujar dia.

4. Tanda Anda Sudah Cocok dengan Pekerjaan Saat Ini

Kebanyakan orang berasumsi bawah pekerjaan harus membosankan, stres, serta frustrasi. Namun, ada sekelompok kecil orang yang benar-benar menikmati pekerjaannya setiap pagi.

Jika Anda pernah mengalami salah satu tanda berikut bisa jadi Anda sangat menikmati pekerjaan Anda

5. Rizal Ramli Ceramahi 42 Perwira Tinggi Angkatan Laut Dunia

Dalam penyelenggaraan Symposium Keamanan Maritim Internasional, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber ‎Daya Rizal Ramli menekankan pentingnya kerjasama menciptakan perdamaian di sektor maritim dunia. Konflik antar negara sampai praktik kejahatan sangat mengancam masa depan laut dunia.

Menurut Rizal, keamanan maritim dunia merupakan elemen penting karena akan berkontribusi pada perekonomian suatu negara. Tanpa elemen ini, sambungnya, negara akan kesulitan mengelola, mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya yang berkelanjutan dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

(Ndw/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya