Permintaan Melambat Tekan Harga Emas

Harga emas turun US$ 13,60 menjadi US$ 1.132 per ounce dipicu belum ada permintaan signifikan meski terjadi aksi jual di bursa saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Sep 2015, 06:41 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 06:41 WIB
Pasar Saham Global Bergejolak, Harga Emas Ikut Turun
Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan ini harga emas ditutup melemah seiring tidak ada permintaan signifikan meski terjadi aksi jual di bursa saham global termasuk Amerika Serikat.

Harga emas untuk pengiriman Desember turun US$ 13,60 menjaid US$ 1.132 per ounce. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Desember melemah tipis US$ 0,56 menjadi US$ 14,545 per ounce. Kalau melihat secara teknikal, harga emas ditutup dekat level terendah. Tren menurun untuk harga emas dinilai masih berlangsung dalam jangka pendek. Demikian mengutip dari laman Kitco, Selasa (29/9/2015).

Sementara itu, aksi jual telah menekan indeks saham acuan di bursa AS. Data ekonomi China telah memicu aksi jual di bursa saham global termasuk AS. Keuntungan industri perusahaan China dilaporkan turun 8,8 persen pada Agustus. Selain itu, pelaku pasar juga masih terobsesi dengan kenaikan suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed). Pidato pimpinan bank sentral AS Janet Yellen pada akhir pekan lalu juga telah memberikan sinyal untuk mendorong kebijakan moneter agresif.

Sejumlah rilis data ekonomi AS menunjukkan katalis positif seperti data pertumbuhan ekonomi lebih kuat pada akhir pekan lalu. Hal itu juga membuat pimpinan bank sentral AS New York William Dudley untuk menaikkan suku bunga pada tahun ini.

Pemerintah Swiss sedang menyelidiki tujuh bank besar yang mungkin telah memanipulasi harga emas, perak dan logam lainnya juga menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Manipulasi itu fokus pada harga permintaan dan penawaran untuk harga logam. (Ahm/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya