Liputan6.com, New York - Keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga acuan pekan lalu masih menyisakan ketidakpastian di pasar global. Banyak yang menyesalkan keputusan Gubernur the Fed, Janet Yellen yang dianggap masih membingungkan.
Namun, Janet sendiri menganggap keputusannya untuk tidak menaikkan suku bunga adalah keputusan yang tepat. Namun kemungkinan besar, suku bunga akan naik di akhir tahun.
Baca Juga
Yellen beralasan, inflasi yang terus menerus di level rendah membuat suku bunga acuan belum waktunya untuk naik.
Advertisement
"Mengingat bahwa inflasi bergerak rendah di bawah sasaran FOMC dalam beberapa tahun ini, itu meningkatkan ketepatan dari kebijakan moneter ini," tutur Yellen seperti dikutip dari CNN Money, Jumat (25/9/2015).
Yellen percaya, inflasi Amerika Serikat akan bergerak sesuai target the Fed di level 2 persen. Yellen mengatakan harga minyak yang terus anjlok, menahan angka inflasi untuk naik ke level normal.
"Harga minyak dunia yang turun menunjukkan adanya shortfall di separuh tahun ini," tuturnya.
Meski demikian, Yellen menegaskan, dia akan menaikkan suku bunga sewaktu-waktu. Diketahui, the Fed masih punya dua jadwal pertemuan, yakni di Oktober dan Desember.
"Di tahun ini," kata Yellen.
Dia juga mengatakan, jika outlook ekonomi malah semakin memburuk di tahun ini, the Fed bakal kembali mendorong kenaikan suku bunga hingga 2016.
"Jika ekonomi mengejutkan kita, penilaian kami pada kebijakan moneter akan berubah," katanya. (Zul/Ndw)