Tekan Pengangguran, Jokowi Luncurkan Program Padat Karya

Rencananya 16 perusahaan padat karya bakal merekrut tenaga kerja secara besar-besaran hingga mencapai 121 ribu tenaga kerja.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Okt 2015, 09:45 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 09:45 WIB
20150816-Jokowi
Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo hari ini dijadwalkan akan meluncurkan program padat karya di Serang, Banten tepatnya di PT Adis Dimension Footwear.

Program yang dinamakan 'Investasi Padat Karya Menciptakan Lapangan Kerja' ini merupakan salah satu langkah untuk mencegah semakin banyak pengangguran di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang dilanda gejolak.

Dikutip dari Biro Pers Kepresidenan Jokowi dijadwalkan menghadiri acara yang dipelopori oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada pukul 14.00 WIB. Turun mendampingi Presiden pastinya Kepala BKPM, Franky Sibarani.

PT Adis Dimension Footwear merupakan salah satu perusahaan padat karya yang memproduksi alas kaki. Salah satu produk perusahaan yang terkenal adalah alas kaki dengan merek Nike.

Dalam acara itu, akan dirilis 16 perusahaan padat karya yang merekrut tenaga kerja secara besar-besaran hingga mencapai 121 ribu tenaga kerja.

Kepala BKPM Franky Sibarani berharap langkah ini bisa menahan laju pemutusan hubungan kerja (PHK) yang akhir-akhir ini marak terjadi dan menekan angka pengangguran.

"Ada 16 perusahaan dalam waktu dekat ini dan ke depan akan merekrut 121 ribu tenaga kerja di hampir 15 kabupaten kota. Ada dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Barat," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (5/10/2015).

Ke-16 perusahaan padat karya, yang terlibat dalam tahap pertama program investasi padat karya menciptakan lapangan kerja tersebut, terdiri 3 penanaman modal asing (PMA) dan 2 penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat.

Dengan total rencana investasi Rp 5,8 triliun, perusahaan di Jawa Barat ini ditargetkan bisa menyerap 29.580 orang tenaga kerja, dengan perincian 20.580 orang pada tahun 2015-2016 dan 9.000 orang pada tahun 2017-2019.

"Perusahaan padat karya tersebut berada di Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang," ungkap Franky.

Sementara itu, di Provinsi Jawa Tengah terdapat 8 PMA dan 3 PMDN, dengan total rencana investasi Rp 13,1 triliun dan realisasi investasi Rp 9,6 triliun. 11 Perusahaan ini ditargetkan bisa menyerap tenaga kerja 91.705 orang, dengan perincian 53.305 orang pada tahun 2015-2016 dan 38.400 orang pada tahun 2017-2019.

"Berada di Kabupaten Boyolali, Kabupaten Jepara, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kota Salatiga dan Kota Semarang," papar dia.

‎Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menyatakan per 30 September 2015, pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 62.321 orang. Angka ini berasal dari 14 provinsi di Indonesia.

Ketua Umum KSPSI Yoris Raweyae mengatakan pada ada tiga kategori pekerja berkaitan dengan PHK dan potensi PHK, yaitu tenaga kerja yang telah di-PHK, tenaga kerja yang dirumahkan, dan tenaga kerja yang hampir dirumahkan.

"Kita bangun komunikasi yang intens dengan perusahaan-perusahaan itu.Yang dirumahkan juga cukup signifikan, potensi cukup besar," ujarnya.

Yoris menyatakan, angka ini bisa bertambah besar jika pemerintah dan pengusaha tidak segera melakukan antisipasi. Setidaknya hingga akhir tahun tidak ada lonjakan PHK yang signifikan.

"Makanya kami meminta diantisipasi 3 bulan ke depan, kalau sampai terjadi PHK, pengusaha juga mengalami kerugian. Tapi kami harap ada rasa kebangsaan untuk mempertahankan karena sejauh ini tidak ada gejolak seperti saat 1998. Saat ini kebutuhan primer masih bisa terjangkau," kata dia.‎ (Yas/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya