Negara Mana di ASEAN yang Punya Teknisi Terbanyak?

Jumlah teknisi yang tersertivikasi di Indonesia saat ini sebanyak 478 orang dengan jumlah arsitek 73 orang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 13 Okt 2015, 13:15 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2015, 13:15 WIB
Sektor Konstruksi Indonesia Berkembang Pesat
Sektor konstruksi memiliki peranan penting dalam perekonomian negara.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia saat ini telah menduduki negara dengan jumlah engineer atau teknisi yang tersertifikasi terbanyak di kawasan ASEAN. Tahun sebelumnya, jumlah teknisi terbanyak dipegang oleh Malaysia‎.

Panani Kesai, Sekretaris Ditjen Bina Konstruksi‎ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengungkapkan jumlah teknisi yang tersertifikasi di Indonesia saat ini 478 orang dengan jumlah arsitek sebanyak 73 orang.

"Dalam rangka sertifikasi ASEAN kita sudah melampaui Malaysia dalam hal jumlah engineer dan arsitek paling tinggi se-ASEAN, ini menjadi bukti bahwa sekarang Indonesia sudah lebih unggul‎," kata dia di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Dijabarkan Panani, jumlah engineer asal Malaysia saat ini hanya 207 orang dan jumlah arsiteknya 35 orang. Dalam hal ini, Malaysia juga kalah dari Singapura yang jumlah teknisinya mencapai 229 orang dengan jumlah arsiteknya mencapai 67 orang.

Sementara itu negara yang paling sedikit memiliki jumlah tenaga engineer dan arsitek yang belum tersertifikasi adalah Kamboja. Negara itu sampai saat ini tidak memiliki satu pun engineer dan arsitek yang tersertifikasi. Terendah kedua diduduki oleh Brunei Darussalam dengan jumlah 2 teknisi dan 1 arsitek.

Panani menambahkan, sertifikasi para pekerja di sektor konstruksi dan infrastruktur lainnya ini menjadi hal yang sangat penting dalam meningkatkan daya saing Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan mulai pada akhir tahun ini.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut, pihaknya juga akan melakukan perubahan sistem sertifikasi dari sebelumnya bersifat pasif, kini menjadi lebih aktif.

‎"Selama ini kan menunggu, siapa yang mau sertifikasi, tapi sekarang tidak. Ada prosedur, nanti tenaga ahli yang terbukti mampu kita langsung kasih sertifikasi, jadi sistem jemput bola," papar Panani. (Yas/Zul)*

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya