Liputan6.com, New York - Harga emas bergerak stabil, namun ditutup dekat level tertinggi harian pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Harapan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve menunda kenaikan suku bunga pada 2015 masih memberikan sentimen ke harga emas. Hal itu mendorong dolar AS bergerak ke level rendah dalam tiga minggu terhadap euro.
Selain itu, sentimen rilis laporan ekonomi China pun telah membatasi pembelian emas. Mengutip laman Kitco, Rabu (14/10/2015), harga emas naik US$ 1 menjadi US$ 1,165,50 per ounce. Harga perak untuk pengiriman Desember di divisi Comex naik US$ 0,051 ke level US$ 15.915 per ounce.
Baca Juga
Bila dilihat secara teknikal, harga emas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup ke level tinggi. Kenaikan harga menunjukkan kalau ada potensi sideway, untuk menuju ke level tertinggi dalam waktu dekat.Harga emas berada di level resistance tertinggi mencapai US$ 1.169,80 pada Agustus. Sedangkan harga support di level US$ 1.129,60 pada pekan lalu.
Advertisement
"Harga emas US$ 1.150-US$ 1.160 merupakan harga dasar bila pesismistis terhadap seberapa cepat bank sentral AS akan menaikkan suku bunga. Sejumlah bank besar mengatakan, kenaikan suku bunga dapat terjadi pada 2016. Saya melihat sementara harga emas di kisaran itu," ujar Analis Natixis Bernard Dahdah.
Rilis data ekonomi China telah memberikan sentimen negatif di bursa saham dan komoditas. Sebagian besar bursa saham global alami tekanan jual karena rilis data perdagangan China. Impor China turun 20,4 persen pada September secara year on year (YoY), dibandingkan penurunan pada Agustus sebesar 13,8 persen.
Hal ini juga diikuti ekspor turun 3,7 persen pada September 2015.Harga emas telah bergerak reli hampir lima persen setelah data penyerapan tenaga kerja non pertanian dan pemerintah melemah. Penyerapan tenaga kerja hanya mencapai 142 ribu pada September dari harapannya 200 ribu.
Rilis data ekonomi itu membuat spekulasi kalau bank sentral AS akan menahan suku bunga rendah hingga akhir tahun ini.Bank sentral AS akan kembali gelar pertemuan pada 27-28 Oktober, dan Desember 2015. (Ahm/Igw)