Liputan6.com, Chicago - Harga emas berjangka ditutup ke level tertinggi dalam tiga bulan seiring pelaku pasar masih bertaruh kalau bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve menunda kenaikan suku bunga pada 2015.
Harga emas untuk pengiriman Desember naik 0,7 persen atau US$ 8,6 menjadi US$ 1.164,50 per ounce, dan ini level tertinggi sejak 6 Juli. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Desember naik 0,2 persen atau 4 sen menjadi US$ 15,86 per ounce.
Pada pekan lalu, harga emas naik sekitar 1,7 persen, dan mencetak kenaikan tertinggi sejak 21 Agustus.
Advertisement
Analis Senior Kitco, Jim Wyckoff menuturkan, kalau kenaikan harga emas sebagian didukung dari aksi beli emas sebagai investasi aman. Hal itu di tengah sentimen global pemboman Rusia pada penentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Tindakan militer Rusia di Suriah telah membantu beberapa aksi beli investasi aman seperti emas, dan ini mendorong sedikit kepanikan untuk menutup beberapa posisi," ujar Wyckoff, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (13/10/2015).
Ia menambahkan, ada sejumlah sinyal kenaikan untuk harga logam mulia dan komoditas mentah. Investor percaya kalau emas dapat menembus level US$ 1.169 per ounce maka mendorong harga emas sentuh level US$ 1.200 per ounce.
Selain itu, sentimen suku bunga bank sentral AS masih tetap di akhir tahun 2015 juga berdampak positif. Ditambah indeks dolar AS melemah juga mendukung penguatan harga emas. (Ahm/Igw)