Liputan6.com, Jakarta - Di tengah persaingan ketat antar negara dalam merebut pasar, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong paling menakuti Vietnam. Alasannya negara ini lebih agresif dalam menjalin kerjasama perdagangan (trade agreement), terutama dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).
"Saya paling takut dengan Vietnam. Negara ini ancaman paling nyata," tegas Lembong saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Mantan Bankir ini mengaku, Vietnam telah memiliki akses pasar ekspor lebih luas ketimbang Indonesia. Pencapaian tersebut karena Vietnam merupakan salah satu dari 12 pendiri Trans Pacific Partnership (TPP) dan telah merampungkan kerjasama perdagangan dengan Uni Eropa, Jepang dan Kanada.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi mereka punya akses pasar bebas ke Uni Eropa dan AS, sedangkan kita tidak. Dengan begitu, tarif kita akan kalah ke Eropa 17-18 persen, Bagaimana kita bisa bersaing, sedangkan marjin perusahaan tidak sampai 8-10 persen," papar Lembong.
Indonesia bisa tersalip Vietnam, diakui Mendag karena Indonesia kurang giat memacu kerjasama perdagangan dengan negara lain. Untuk itu, sambungnya, pemerintah harus bergerak cepat menyelesaikan kerjasama perdagangan dengan Uni Eropa dan TPP dengan AS supaya dapat mengejar ketertinggalan itu.
"Sehingga perlu reformasi besar-besaran, termasuk reformasi yang inkontroversial atau dianggap pahit tapi kita tidak punya pilihan. Karena sekarang sudah banyak cerita pabrik-pabrik kita pindah dari RI ke Vietnam. Karena negara pesaing di Vietnam dan Malaysia punya akses pasar lebih baik, sehingga pabrik dan perdagangan pindah ke sana," jelas Lembong.
Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menambahkan para Eselon I dan II Kemenperin sedang melakukan pembahasan tentang Inline Free Trade Agreement (FTE) mengingat terjadi perkembangan yang dinamis dalam koordinasinya.