John Major Angkat Bicara Terkait Isolasionisme Donald Trump: Demokrasi Dunia Terancam

Kebijakan 'America First' Donald Trump, meskipun bukan isolasionisme total, telah mengurangi keterlibatan AS dalam urusan global dan menimbulkan dampak signifikan terhadap hubungan internasional, termasuk Indonesia.

oleh Nurul Diva Diperbarui 18 Feb 2025, 10:21 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 10:21 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Februari 2025 di Gedung Putih.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Februari 2025 di Gedung Putih. (Dok. AP Photo/Alex Brandon)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Mantan Perdana Menteri Inggris, John Major, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kebijakan isolasionisme yang diterapkan oleh Donald Trump dalam pemerintahan Amerika Serikat. Menurutnya, keputusan ini dapat membahayakan demokrasi global dan semakin terancam. 

Major menyoroti bahwa AS, sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, memiliki tanggung jawab dalam menjaga stabilitas geopolitik, bukan justru melemahkan hubungan dengan sekutu-sekutu tradisionalnya. Ia memperingatkan bahwa kemunduran AS dari panggung global bisa berdampak besar pada keamanan internasional, terutama dalam menghadapi konflik seperti invasi Rusia ke Ukraina.

Seiring meningkatnya ketegangan antara kekuatan dunia, banyak yang mempertanyakan apakah Amerika Serikat akan kembali ke perannya sebagai pemimpin global atau justru semakin tenggelam dalam isolasionisme yang menguntungkan rivalnya. Lantas apa yang dikhawatirkan oleh John Mayor terkait politik isolasionisme yang disebut mulai diterapkan Trump? berikut selengkapnya, dirangkum Liputan6, Selasa (18/2).

Politik Isolasionisme Trump yang Melemahkan Posisi AS Sebagai Pemimpin Global

Donald Trump menerapkan kebijakan isolasionisme dengan menarik Amerika Serikat dari berbagai perjanjian dan komitmen internasional yang selama ini menjadi fondasi kepemimpinan globalnya. Sudah barang tentu ini akan berdampak langsung terhadap kepercayaan sekutu-sekutu AS yang selama ini mengandalkan kebijakan luar negeri yang stabil dan kooperatif dari Washington.

Menurut Major, langkah Trump yang menarik diri dari keterlibatan internasional bisa memberikan ruang bagi negara-negara otokratis seperti Rusia dan China untuk memperkuat pengaruh mereka di kancah dunia. Kondisi ini mulai tampak, di mana Beijing semakin agresif dalam inisiatif ekonomi global seperti Belt and Road Initiative, sementara Rusia terus memperluas pengaruhnya di kawasan Eropa Timur.

John Major menegaskan bahwa saat ini arah kebijakan luar negeri AS mulai berbelok dan cenderung memprioritaskan kepentingan domestik tanpa mempertimbangkan stabilitas global bisa mengakibatkan ketidakseimbangan geopolitik, yang berpotensi mempercepat pergeseran kekuatan dunia dari sistem demokratis ke arah pemerintahan yang lebih otoriter.

"Tidak ada keraguan dalam benak saya bahwa demokrasi terancam. Demokrasi telah mengalami sedikit kemunduran selama 18 tahun terakhir. Ada nasionalisme buruk yang tumbuh, terutama dari kaum kanan yang tidak toleran," terang Major, merujuk theguardian.com.

Kekhawatiran John Major: Negara-Negara Otoriter Akan Semakin Berani

John Major memperingatkan bahwa melemahnya kepemimpinan Amerika Serikat dalam politik global bisa memperburuk tren kemunduran demokrasi yang telah terjadi dalam dua dekade terakhir, terutama dengan meningkatnya populisme dan nasionalisme ekstrem di berbagai belahan dunia.

Major menyoroti bahwa kebijakan unilateral yang semakin sering diterapkan oleh negara-negara besar, seperti AS, Rusia, dan China, memperlihatkan tren berbahaya di mana keputusan strategis internasional dibuat tanpa konsultasi dengan sekutu atau badan multilateral seperti PBB dan NATO.

Dengan absennya AS sebagai penyeimbang utama dalam diplomasi global, negara-negara dengan sistem pemerintahan otoriter akan semakin berani dalam mengambil langkah-langkah yang dapat membahayakan kebebasan sipil dan hak asasi manusia di berbagai belahan dunia, menciptakan kondisi yang lebih tidak stabil bagi masa depan demokrasi.

"Di Rusia yang dipimpin Tuan Putin, orang-orang yang tidak setuju dengannya menghilang, atau meninggal, atau melarikan diri dari negaranya, atau - pada tingkat yang secara statistik tidak mungkin - jatuh dari jendela tinggi di suatu tempat di Moskow," katanya, di BBC

Pengaruh Isolasionisme AS terhadap Konflik Rusia-Ukraina: Memperburuk Geopolitik Dunia

Perubahan kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Trump berdampak langsung pada krisis geopolitik yang sedang berlangsung, terutama dalam konflik Rusia-Ukraina, di mana absennya peran dominan AS dalam meredakan ketegangan menyebabkan Eropa harus berjuang sendiri dalam menghadapi agresi Rusia.

Major menilai bahwa keputusan AS untuk tidak memberikan dukungan penuh kepada Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia bisa menjadi preseden buruk bagi negara-negara lain yang bergantung pada aliansi dengan Washington, sehingga mengurangi kepercayaan global terhadap komitmen AS dalam menjaga stabilitas internasional.

Keengganan AS untuk melibatkan diri lebih dalam dalam penyelesaian konflik ini juga memberikan sinyal kepada negara-negara otoriter lainnya bahwa mereka dapat bertindak tanpa takut akan konsekuensi serius, yang dapat memperburuk situasi geopolitik di berbagai kawasan dunia.

"Banyak keuntungan yang telah kita peroleh selama beberapa tahun terakhir, ketika Uni Soviet runtuh, kini berbalik dan Anda melihat Rusia kembali bersikap sangat agresif di Ukraina. Dan jika mereka berhasil dengan usaha mereka di Ukraina, tidak diragukan lagi mereka akan segera pindah ke tempat lain. Tidak ada keraguan dalam benak saya bahwa demokrasi telah mengalami kemerosotan dalam 18 tahun terakhir," tambahnya.

Reaksi Dunia terhadap Kebijakan Luar Negeri AS

Sejumlah pemimpin dunia telah menyatakan kekhawatiran mereka terhadap kebijakan isolasionisme AS yang semakin nyata, dengan banyak sekutu AS di Eropa mendesak Washington untuk kembali memainkan peran yang lebih aktif dalam diplomasi internasional guna menghindari kekosongan kekuatan yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara rival.

Para analis politik juga menilai bahwa absennya AS dari berbagai forum internasional dan penolakan Trump terhadap keterlibatan dalam perjanjian-perjanjian multilateral dapat merusak posisi Amerika sebagai pemimpin global, yang pada akhirnya akan berdampak negatif bagi ekonomi dan keamanan nasional AS sendiri.

John Major menekankan bahwa dunia akan menghadapi konsekuensi serius jika AS terus mengambil kebijakan yang mengutamakan kepentingan domestik tanpa mempertimbangkan keseimbangan global, mengingat tidak ada negara lain yang dapat menggantikan posisi AS dalam menjaga stabilitas internasional.

"Pertimbangkan apa yang terjadi jika Rusia dapat mengklaim kemenangan? China akan memperhatikan hal itu, dan begitu pula dunia, dan begitu pula setiap diktator di seluruh dunia. Jika Amerika tidak mendukung sekutunya seperti yang telah dilihat dunia sebelumnya, maka kita akan bergerak menuju dunia yang sama sekali berbeda dan, menurut pandangan saya, jauh lebih berbahaya," khawatirna, lagi.

Masa Depan Demokrasi dan Kepemimpinan AS di Dunia

Jika kebijakan isolasionisme terus berlanjut, dunia berpotensi mengalami perubahan geopolitik yang lebih menguntungkan negara-negara dengan sistem pemerintahan otoriter, sementara negara-negara demokratis akan semakin kehilangan kekuatan dalam menegakkan nilai-nilai kebebasan dan hak asasi manusia.

AS di bawah kepemimpinan Trump perlu mempertimbangkan kembali dampak dari keputusan-keputusannya, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan global seperti konflik Rusia-Ukraina, ekspansi pengaruh China, serta meningkatnya populisme di berbagai belahan dunia.

John Major memperingatkan bahwa jika AS terus mengabaikan tanggung jawabnya dalam urusan global, bukan hanya sekutu-sekutu Amerika yang akan merasakan dampaknya, tetapi juga AS sendiri yang akan kehilangan pengaruh strategisnya, yang pada akhirnya akan merugikan kepentingan nasionalnya dalam jangka panjang.

Pertanyaan Umum Seputar Isolasionisme AS dan Dampaknya

1. Apa itu kebijakan isolasionisme yang diterapkan oleh Donald Trump?

Kebijakan ini mengutamakan kepentingan domestik AS dengan mengurangi keterlibatan dalam urusan internasional dan perjanjian multilateral.

2. Bagaimana dampaknya terhadap hubungan AS dengan negara-negara sekutu?

Kebijakan ini membuat sekutu AS di Eropa dan Asia kehilangan kepercayaan terhadap kepemimpinan Washington, yang dapat melemahkan aliansi strategis mereka.

3. Mengapa John Major mengkritik kebijakan isolasionisme Trump?

Major menilai bahwa isolasionisme AS bisa membuka peluang bagi negara-negara otokratis seperti China dan Rusia untuk meningkatkan pengaruh global mereka.

4. Apa kemungkinan dampak kebijakan ini terhadap stabilitas dunia?

Absennya AS dalam diplomasi global dapat mempercepat pergeseran kekuatan ke negara-negara non-demokratis, menciptakan lingkungan geopolitik yang lebih berbahaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya