Di Era Pasar Bebas ASEAN, RI Jadi Pasar Menggiurkan Jasa Akuntan

Secara global industri tersebut tumbuh rata-rata sekitar 2 persen selama 2015, dengan total pendapatan mencapai US$ 162,6 miliar.

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Feb 2016, 12:27 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2016, 12:27 WIB
Ilustrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (Foto: BNSP)
Ilustrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (Foto: BNSP)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dinilai akan semakin memainkan posisi penting dalam perekonomian dunia dan ASEAN. Dengan populasi penduduk terbesar di ASEAN dan keempat terbesar dunia, perekonomian Indonesia diproyeksikan akan menjadi perekonomian ke-11 terbesar pada 2030 dan empat besar pada 2050.

Pembukaan Pasar Bebas ASEAN dinilai ikut membuka peluang bagi perusahaan akuntan dan konsultan dunia dalam memberikan bisnis layanan audit, pajak, dan consulting atau advisory.

"Kekuatan ekonomi Indonesia ini akan menciptakan banyak perusahaan-perusahaan nasional berskala dunia yang membutuhkan layanan audit, pajak, dan consulting atau advisory berkualitas dunia dengan pengetahuan lokal yang kuat,” jelas Chief Executive Partner (CEP) RSM Indonesia Amir Abadi Jusuf Amir Abadi Jusuf dalam keterangannya, Selasa (9/2/2016).

Pada awal bulan ini, survei tahunan terhadap jaringan kantor akuntan dan konsultan dunia yang dipublikasikan International Accounting Bulletin menunjukkan, secara global industri tersebut tumbuh rata-rata sekitar 2 persen selama 2015, dengan total pendapatan mencapai US$ 162,6 miliar.

Di dunia, sepuluh besar jaringan kantor akuntan dan konsultan menyerap 81 persen pangsa pasar dunia untuk jasa yang diberikan. 

Chief Executive Officer (CEO) RSM International Jean Stephens menyebutkan, pendapatan jasa berbasis fee tercatat naik 10 persen di Amerika Serikat dan Eropa, 6 persen di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, 1 persen di Asia Pasifik, dan 9 persen di kawasan Amerika Latin.

Pendapatan jasa dari audit dan jasa akuntansi meningkat 4 persen menjadi US$ 2,27 miliar, pendapatan dari konsultasi pajak meningkat 7 persen menjadi lebih dari US$ 1,35 miliar, dan dari bisnis consulting/advisory tumbuh 6,9 persen menjadi US$ 1,02 miliar.

Salah satunya RSM. Perusahaan akuntan dan konsultan ini membukukan kenaikan pendapatan sebesar 6 persen sepanjang 2015. Naik di atas rata-rata pertumbuhan industri secara global sebesar 2 persen.

"Sebagai bagian dari network RSM, kenaikan peringkat dunia RSM akan turut mempengaruhi kekuatan berbagai layanan jasa RSM Indonesia, terutama setelah berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," kata Jusuf Amir.

Dengan pertumbuhan kinerja tersebut, RSM menaikkan posisinya satu tingkat sebagai jaringan kantor akuntan, konsultan pajak, dan consulting firm keenam terbesar dunia, berdasarkan data yang dirilis oleh International Accounting Bulletin di Februari 2016.

"Rebranding yang dilakukan pada Oktober 2015 yang lalu, di mana member firm RSM di seluruh dunia secara serentak menggunakan logo tunggal, telah membuat RSM lebih fokus lagi pada kebutuhan klien, dan semakin mengkomunikasikan kepada klien bahwa kami siap secara global untuk melayani kebutuhan klien dimanapun mereka berbisnis,” jelas Jean Stephens.

Sepanjang 2015, RSM telah menambah 11 anggota baru di Bangladesh, Belarus, Bosnia dan Herzegovina, Kolombia, Italia, Mali, Nigeria, Filipina, Sri Lanka, Tajikistan, dan Zimbabwe. RSM saat ini memiliki lebih dari 38 ribu SDM di seluruh dunia dengan 760 kantor di 120 negara.(Nrm/Gdn)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya