RI, Turki dan IDB Sepakat Dirikan Mega Islamic Bank

Pembentukan Mega Islamic Bank didasari tingginya minat investasi maupun kegiatan pembiayaan berbasis syariah di seluruh dunia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 22 Apr 2016, 21:10 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2016, 21:10 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank
Liputan6.com, Jakarta -
Indonesia, Turki dan Islamic Development Bank (IDB) berkomitmen mendirikan Mega Islamic Bank (MIB). Pembentukan ini didasari atas tingginya minat investasi maupun kegiatan pembiayaan berbasis syariah di seluruh dunia. 
 
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro, Presiden IDB dan Wakil Perdana Menteri merangkap Menkeu Turki membahas proses pendirian MIB tersebut. 
 
"Dalam pertemuan three partite ini disepakati untuk dilakukan koordinasi lebih erat di antara negara-negara dan IDB yang akan menjadi pendiri MIB," kata dia di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (22/4/2016). 
 
Sebagai tindak lanjut, kata Suahasil, akan ditugaskan pejabat senior dari kedua negara untuk membahas tentang struktur kelembagaan dan skema bisnis serta pendanaan institusi tersebut. Penetapan struktur kelembagaan ini ditargetkan selesai kurang dari enam bulan.  
 
"Saat ini belum ada pembicaraan investasi MIB bersama Turki dan IDB. Nanti kita bentuk tim kecil senior official dulu untuk membicarakan struktur governance-nya, board of director-nya mau bagaimana, kan ada gaya AIIB, Bank Dunia, ADB dan lainnya," dia menjelaskan. 
 
Lebih jauh Suahasil menjelaskan, pasar dari industri keuangan syariah ada di seluruh dunia, bukan saja negara-negara Islam tapi juga non Islam, seperti di Asia.
 
"Waktu Indonesia menerbitkan obligasi sukuk global, pemesannya bukan hanya dari Timur Tengah, tapi banyak dari negara non Islamic, seperti Korea, Amerika Serikat, dan lainnya," dia menuturkan. (Fik/nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya