RI-Belanda Sepakati Perjanjian Bisnis Senilai Rp 8 Triliun

Kesepakatan bisnis ini masuk dalam rangkaian kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Eropa. Salah satunya ke Belanda.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Apr 2016, 17:06 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2016, 17:06 WIB
20160423-Jokowi
Jokowi mengadakan kunjungan kerja di Belanda. (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Belanda menyepakati empat kesepakatan bisnis senilai total US$ 606 juta atau setara Rp 8,01 triliun. Penandatanganan kesepakatan tersebut digelar dalam forum bisnis kedua negara di Den Haag pada Jumat (22/4/2016).

Ini masuk dalam rangkaian kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Eropa. Salah satunya ke Belanda.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyambut positif empat kesepakatan tersebut. Hal ini lantaran terkait dengan investasi sehingga dapat memberikan dampak ganda terhadap perekonomian.

"Kesepakatan ini menguatkan posisi Belanda sebagai negara sumber investasi utama. Sekaligus hal ini sesuai dengan upaya pemerintah menjadikan investasi sebagai salah satu penggerak ekonomi," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (23/4/2016).


Empat kesepakatan bisnis yang ditandatangani meliputi sektor energi terbarukan dan infrastruktur sebesar US$ 600 juta, industri solar panel US$ 185 juta, agribisnis senilai US$ 10 juta, dan pengembangan sumber daya maritim (SDM) Maritim US$ 11,2 Juta.

"Sektor infrastruktur, energi terbarukan, agribisnis dan industri merupakan sektor prioritas pemerintah. Kami positif dengan kerjasama di sektor-sektor tersebut," lanjut dia.

Dalam forum bisnis yang dihadiri lebih dari 300 kalangan pebisnis Belanda tersebut, Presiden Jokowi yang menekankan tentang upaya pemerintah mendorong perekonomian melalui pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi.

Sementara itu, Franky Sibarani yang menjadi salah satu panelis memaparkan tentang reformasi layanan investasi yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah perubahan BKPM dari rezim perizinan menjadi rezim pelayanan.

"Salah satu implementasi rezim pelayanan adalah BKPM menjadi one stop shop untuk investasi, di mana investor Belanda yang ingin berinvestasi cukup datang ke kantor BKPM untuk memperoleh seluruh layanan terkait," kata Franky.

Dari data BKPM, untuk periode 2010-2015 realisasi investasi dari Belanda mencapai Rp 70 triliun atau berada di peringkat keenam daftar peringkat realisasi investasi per negara. Nilai realisasi Belanda tersebut di atas Inggris yang berada di posisi 16 dengan nilai realisasi mencapai Rp 31 triliun.

Belanda masuk dalam tujuh negara Eropa yang menjadi prioritas pemasaran investasi BKPM. Merujuk data BKPM terkait dengan komitmen investasi dari negara-negara Eropa pada bulan Januari 2016 mencapai Rp 6,53 triliun, naik hampir 10 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 670 miliar.

Kenaikan komitmen investasi Eropa tersebut melanjutkan trend positif pada 2015, di mana komitmen investasi Eropa sepanjang tahun 2015 mengalami kenaikan 16 persen menjadi Rp Rp 37,3 triliun dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 32,2 triliun.(Dny/nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya