Pefindo Sematkan Prospek Stabil untuk Obligasi Angkasa Pura II

PT Angkasa Pura II akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk belanja modal.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Apr 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2016, 12:00 WIB
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) menyatakan obligasi perseroan senilai Rp 2 triliun yang diterbitkan pada Juni tahun ini mendapat rating id AAA dari Pefindo dan AAA (idn) dari Fitch Rating.

Adapun kedua lembaga pemeringkat efek tersebut sama-sama menetapkan prospek stabil terhadap obligasi perseroan.

"Peringkat AAA yang ditetapkan merupakan rating tertinggi yang dapat diperoleh suatu perusahaan dan sekaligus menandakan bahwa risiko gagal bayar sangat rendah sehingga dapat memberikan gambaran kepada calon investor bahwa obligasi ini sangat memiliki prospek yang baik untuk investasi," kata Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya, Selasa (26/4/2016).

Budi menjelaskan, tujuan perseroan menerbitkan obligasi adalah guna pembiayaan belanja modal untuk mengembangkan bandara-bandara khususnya bandara internasional Soekarno-Hatta.

Selain itu, AP II mempertegas komitmennya untuk semakin transparan dalam hal keuangan dan operasional dengan masuk ke pasar modal.

"Penerbitan obligasi pada Juni mendatang ini merupakan aksi korporasi perdana perseroan di pasar modal yang juga menuntut keterbukaan informasi kepada para investor," tambah Budi.

Obligasi yang direncanakan bertenor 5, 7, dan 10 tahun, dengan melihat terlebih dahulu kebutuhan capital expenditure perseroan serta hasil book building, juga merupakan contoh baik dari sinergi BUMN karena turut melibatkan PT Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin emisi atau underwriter.

Budi menuturkan, rating AAA dengan outlook stabil pada obligasi ini juga menandakan AP II selaku pengelola bandara memiliki bisnis yang sangat cerah ke depan.

Terlebih dengan beroperasinya Terminal 3 Ultimate pada Juni mendatang yang akan mengubah profil Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi bandara transit sehingga dapat meningkatkan pergerakan penumpang.

Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) Andra Y. Agussalam menuturkan, kebutuhan dana diperkirakan mencapai Rp 31 triliun untuk pengembangan bandara-bandara di bawah AP II dalam lima tahun ke depan.

Salah satu sumber pendanaan berasal dari penerbitan obligasi pada Juni mendatang. AP II akan menggunakan laporan keuangan 31 Desember 2015 sebagai dasar penerbitan obligasi.

"Dukungan pemerintah, kinerja keuangan AP II yang menunjukkan indikator positif, serta cerahnya prospek industri aviasi secara umum, turut mendukung obligasi perseroan mendapat rating tinggi yakni AAA," jelas Andra. (Yas/Ahm)   

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya