Ambisi AP II Bawa Bandara Soetta Berkelas Dunia

PT Angkasa Pura II menargetkan peringkat bandara Soetta ke posisi 20 sebagai bandara terbaik di dunia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Apr 2016, 20:29 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2016, 20:29 WIB
201050706-Suasana-Terminal-2E-Soetta-Jakarta1
Petugas memeriksa calon penumpang yang akan masuk terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (6/7/2015). Pasca insiden kebakaran pada Minggu (5/6) lalu, situasi terminal 2E Bandara Soekarno Hatta mulai normal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero), operator Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) menargetkan peringkat bandar udara ini melesat ke posisi 20 sebagai bandara terbaik di dunia.

Pada tahun lalu, posisinya sudah menanjak dari peringkat 60 menjadi 57 terbaik dunia.
Direktur Utama Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi berambisi membawa Bandara Soetta menjadi World Class Airport pada 2016.

"Kalau sekarang posisinya 60 besar, targetnya minimal masuk 20 besar," ujar dia usai menjadi pembicara di acara Inspirato Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (10/4/2016).

Perseroan, Budi mengakui terus membangun dan mengembangkan Bandara Soetta untuk mendukung bandara ini menjadi bandara berkelas dunia. Beberapa strategi di antaranya, meningkatkan kapasitas Bandara Soetta serta meningkatkan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia.

 

"Kalau kurang kapasitasnya, tidak bisa naik kelas. Kemudian, manusianya harus ditingkatkan dengan kemampuan yang lebih baik, lebih ramah dan sesuai SOP. Bersama pemerintah, kita dukung fasilitas ini supaya kebutuhan bisa terpenuhi," ujar dia.

Budi Karya mengungkapkan, perseroan ingin menempatkan Bandara Soetta, Cengkareng sebagai benchmarking dari bandara lain. "Sekarang ini kita begitu terpuruk, tapi kita ingin bangkit supaya Bandara Soetta bisa menyamai atau menyaingi Singapura dan Malaysia," ujar dia.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, kata Budi, perseroan mengebut pembangunan terminal 3 ultimate Bandara Soetta dengan kapasitas 25 juta penumpang setiap tahun.

Kapasitas tersebut dapat menambah kapasitas keseluruhan Bandara Soetta yang saat ini hanya 20 juta penumpang per tahun. Sementara realisasinya melebihi kapasitas tersebut.

"Kapasitas 25 juta per tahun lebih besar dari terminal 3 di Bandara Changi, Singapura. Jadi nanti saat musim mudik di 2016, penumpang bisa pulang kampung dengan Garuda Indonesia di terminal 3. Karena terminal 3 ultimate bakal rampung Mei 2016," tutur dia.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sedang membangun terminal 3 ultimate di sisi Timur Bandara Soetta. Desain bangunan terminal tersebut merupakan karya anak bangsa yang sangat indah dan menunjukkan kearifan lokal Indonesia.

Budi menuturkan, di terminal 3 ultimate Bandara Soetta, perusahaan akan menampilkan hasil karya seni, seperti patung dan lukisan dari putra daerah yang sudah melanglang buana hingga Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS).

"Jadi nanti orang asing tidak perlu jauh-jauh cari lukisan di Yogyakarta atau daerah lain. Mereka bisa beli di Soetta jika tidak sempat mengunjungi daerah. Ini bisa jadi competitive advantage kita," ujar Budi.

Perseroan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), tambahnya, membangun kereta bandara rute Manggarai-Dukuh Atas-Bandara Soetta di tahap I. Fasilitas bandara semakin lengkap dengan fasilitas perpindahan penumpang atau people mover yang akan menghubungkan satu terminal dengan terminal lainnya.

"Menariknya, penumpang bisa check in pesawat di Dukuh Atas. Kalau bawa dua koper, satu koper mau masuk bagasi bisa di sana, satu koper lagi dibawa. Jadi nanti tidak lagi menemukan penumpang yang jalan kaki ke terminal bandara atau naik bus," ujar Budi.

Dengan kereta bandara, perjalanan dapat ditempuh dengan waktu 45 menit, dari sebelumnya yang bisa memakan waktu 1-2 jam. Angkasa Pura II juga menyiapkan tempat-tempat parkir kendaraan di Sky City yang berlokasi di tepi kanan kiri danau bandara.

Fasilitas ini, Budi mengakui, disediakan karena manajemen parkir di bandara belum relatif baik. Selama ini, penumpang hanya mengandalkan taksi dan kendaraan pribadi untuk pergi ke bandara.

Budi menjelaskan, perseroan dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah membenahi keberadaan taksi-taksi dan porter gelap.

"Dalam berkompetisi dengan Singapura dan Malaysia, kita suguhkan bangunan indah, teknologi lebih baik, tapi yang beda dengan Singapura adalah kita menonjolkan kearifan lokal dan keramahtamahan," ujar dia.

Ia berharap, pembangunan terminal 3 ultimate Bandara Soetta dapat menjadi bandara transit bagi negara lain, bukan sekadar bandara tujuan atau destinasi.

"Changi sudah jadi bandara transit penerbangan luar negeri, sedangkan kita sekarang masih destinasi airport. Jadi mimpi kita jadi bandara transit. Makanya kita sediakan banyak fasilitas, termasuk lounge untuk menunggu waktu transit," jelas Budi.  

Secara keseluruhan, Mantan Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk itu menyebut, investasi untuk terminal 3 ultimate Bandara Soetta mencapai Rp 10 triliun selama 3 tahun.  

"Itu investasinya kontinyu, demi kita punya bandara yang membanggakan. Karena bandara adalah beranda Indonesia. Jadi kita mau memajukan bandara-bandara  untuk kemajuan bangsa," ujar Budi.(Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya