Kisah Pemerah Sapi Miskin yang Sukses Jadi Miliarder

Sejak kecil, Peter Muyongo selalu hidup serba kekurangan dan harus bergelut dengan kemiskinan.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 01 Mei 2016, 20:30 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2016, 20:30 WIB
Kisah Pemerah Sapi Miskin yang Sukses Jadi Miliarder
Sejak kecil, Peter Muyongo selalu hidup serba kekurangan dan harus bergelut dengan kemiskinan.

Liputan6.com, Jakarta - Rasa frustasi dan penat ternyata tak selalu berdampak buruk dan dapat berbuah manis. Kiranya hal itulah yang terjadi pada seorang pemerah sapi miskin di distrik Nyagatare, Rwanda yang kini telah berubah menjadi seorang miliarder melalui bisnis penjualan beras.

Sejak kecil, Peter Muyongo selalu hidup serba kekurangan dan harus bergelut dengan kemiskinan. Dia lahir dari keluarga miskin yang pendapatannya hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Melansir laman blastingnews, Minggu (1/5/2016), dia bahkan tak bisa mengenyam pendidikan terlalu lama karena alasan biaya. Muyongo kecil harus putus sekolah dan membantu memikul beban finansial keluarga dengan menjadi pemerah sapi milik sang ayah.

Hanya ada beberapa sapi dengan kualitas rendahan yang harus diurus Muyongo setiap harinya. Meski memiliki latar belakang penddikan rendah, Muyongo sejak kecil selalu bertekad untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

Itulah mengapa dirinya sering mencoba berbagai usaha lain di luar peternakan dan senantiasa gagal.

"Kegagalan itu hanya sampai saya memutuskan memulai bisnis pengembangan padi karena saya melihat bagaimana bisnis tersebut meningkatkan status hidup masyarakat sekitar," tutur dia.

Mulai Usaha

Pertama, Muyongo menjadi pedagang beras kecil di desanya dan tak berhasil. Saat situasi kian tak berkembang, dia mengabaikan semua orang yang menghinanya dan mulai menanam padi sendiri.

Untuk memulai usaha pengembangan padi itu, dia terpaksa harus menjual beberapa sapinya. Sangat berisiko memang, tapi tatap dilakukannya. Kali ini usahanya cukup berhasil karena ia mampu mengembangkan padi dengan kualitas sangat baik.

"Penanaman padi menjadi sangat komersial karena meningkatnya permintaan dan konsumsi beras di negara saya," katanya.

Muyongo mengisahkan, dirinya memulai bisnis tersebut hanya dengan dua hektare lahan dan berlangsung selama enam tahun. Di lahan yang sama, tak hanya padi, dia juga mencoba menanam tumbuhan lain seperti kacang tanah dan kacang panjang.

Usahanya tak berhenti sampai di situ, Muyongo juga rajin mengikuti pelatihan serta beberapa proyek pengembangan padi demi bisnisnya. Dari lahannya, kini Muyongo mampu memanen lebih dari 15 ton setiap kali musim panen datang.

Berkat kerja keras  dan keyakinannya untuk sukses, Muyongo saat ini telah memiliki 10 pegawai. Tak hanya itu, dirinya juga memiliki rumah mewah untuk tempatnya tinggal bersama keluarga yang dulu sangat miskin.

Dia juga kini tengah dalam proses meloloskan ekspor berasnya ke negara lain. Selain itu, kini dirinya telah memiliki lebih dari 10 hektare lahan yang siap menjadi sarana mendulang lebih banyak uang di masa depan.(Sis/Nrm)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya