Indonesia Resmi Gabung BRICS, Rupiah Makin Perkasa dari Dolar AS

Pada perdagangan Selasa (7/1/2025), nilai tukar rupiah ditutup menguat 55 poin atau 0,34 persen ke level 16.143 per dolar AS. Keanggotaan Indonesia dari BRICS menjadi salah satu sentimennya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Jan 2025, 16:45 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2025, 16:45 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penguatan signifikan setelah Indonesia resmi menjadi anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, menyebutkan bahwa langkah strategis ini memberikan dampak positif pada posisi tawar Indonesia di panggung internasional.

BRICS Tingkatkan Posisi Tawar Indonesia

"(Soal penguatan rupiah) Pasar merespons positif keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS. Ini adalah langkah strategis yang tidak hanya meningkatkan posisi tawar Indonesia di kancah global tetapi juga membuka peluang kerja sama di berbagai bidang, seperti teknologi, ketahanan pangan, dan perubahan iklim," kata Ibrahim dikutip dari ANTARA di Jakarta, Selasa (7/1/2025).

Menurut Ibrahim, keanggotaan Indonesia dalam BRICS mengubah persepsi internasional, khususnya dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), yang selama ini dianggap kurang memberikan kesetaraan kepada negara berkembang seperti Indonesia.

Dedolarisasi dan Penguatan Rupiah

Salah satu agenda utama BRICS, yakni dedolarisasi, juga menjadi sorotan. Tren ini diprediksi akan berkembang secara alami, terutama dalam perdagangan antarnegara anggota BRICS. China dan Rusia, misalnya, telah menggunakan mata uang lokal untuk 90 persen transaksi ekspor-impor mereka.

Meskipun penciptaan mata uang alternatif global atau pengganti sistem SWIFT dinilai masih sulit, dedolarisasi tetap menjadi peluang strategis bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

 

Faktor Penguatan Rupiah Lainnya

Ilustrasi uang rupiah
Ilustrasi uang rupiah. (Gambar oleh iqbal nuril anwar dari Pixabay)

Selain dampak BRICS, penguatan rupiah juga didorong oleh rencana pelonggaran kebijakan tarif Presiden AS terpilih, Donald Trump.

Kebijakan ini sempat melemahkan indeks dolar AS hingga 1 persen, meskipun kemudian dikoreksi menjadi pelemahan 0,6 persen.

Pada perdagangan Selasa (7/1/2025), nilai tukar rupiah ditutup menguat 55 poin atau 0,34 persen ke level 16.143 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya 16.198 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menunjukkan penguatan ke 16.169 per dolar AS dari 16.193 per dolar AS.

 

Momentum Penguatan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Kendati perekonomian Indonesia relatif masih resilien, Menkeu tetap menyampaikan bahwa pemerintah tetap mewaspadai adanya turbulensi global yang terjadi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Keanggotaan Indonesia dalam BRICS diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat stabilitas ekonomi, memperluas kerja sama internasional, dan meningkatkan daya saing global.

Dengan dukungan agenda strategis seperti dedolarisasi, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat nilai tukarnya dan mengurangi ketergantungan pada dominasi dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya