Industri Dapat Akses Pasar Lebih Luas Melalui TPP

Keterlibatan Indonesia dalam lingkup TPP ini diharapkan bukan banyak sebagai pelengkap, tetapi harus menjadi pemain utama.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Jun 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2016, 18:00 WIB
20151013- Menperin Saleh Husin-Tangerang
Menteri Perindustrian Saleh Husin berkunjung ke pabrik PT Pan Brother di Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Menurut Menperin, penanaman modal dan pengembangan industri akan terus melaju sesuai paket kebijakan ekonomi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini, pemerintah masih terus mengkaji kemungkinan Indonesia untuk bergabung dalam perjanjian kerja sama Trans Pacific Partnership (TPP). Keterlibatan Indonesia dalam lingkup kerja sama ini diharapkan bukan banyak sebagai pelengkap, tetapi harus menjadi pemain utama.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, keterlibatan Indonesia dalam TPP akan membawa dampak positif bagi sektor industri nasional. Pasalnya melalui kerja sama ini, pasar produk industri Indonesia akan semakin luas.

"Industri kita akan mendapatkan akses pasar yang lebih luas. SDM (sumber daya manusia)‎juga akan mendapatkan pelatihan yang lebih luas. Jadi kita jangan menilaiTPP ini sebagai ancaman," ujar dia diJakarta, Selasa (1/6/2016).

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin. Menurut dia, agar bisa mendapat keuntungan dari perjanjian kerja sama ini, pemerintah harus mendorong para pelaku industri lokal agar memiliki daya saing yang tinggi. Salah satunya melalui berbagai macam insentif, seperti menekan harga energi, memberikan bunga kredit yang lebih kompetitif, dan membangun infrastruktur untuk menurunkan biaya logistik.

"Kita kan juga harus bersaing dengan negara tetangga kita. Insentif ini juga bergantung dari kementerian lain,‎ seperti Kementerian Keuangan. Kita juga harus mendorong produk-produk kita agar punya daya saing, salah satunya dengan mendorong agar harga energi di dalam negeri bersaing dengan negara lain," kata dia.

Sementara itu, ‎Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas menyatakan dukungan industri otomotif nasional terhadap langkah pemerintah mengkaji peluang untuk masuk ke dalam TPP. Namun menurut Made, sebelum benar-benar ambil bagian dalam kerja sama tersebut, pemerintah harus mempertimbangkan soal keuntungan dan kerugian yang didapat industri nasional secara keseluruhan.

"Kami mendukung upaya pemerintah untuk mengkaji secara mendalam dampak dari keterlibatan Indonesia dalam TPP. Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, dan akademisi akan memperkuat industri yang berdaya saing, berteknologi tinggi seperti otomotif agar dapat memperoleh keuntungan dari TPP," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya