Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sangat prihatin dengan kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang masih mencatatkan defisit. Sebab itu seluruh kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu berhemat secara ketat dengan menggelontorkan belanja atau program tepat sasaran dan bermanfaat bagi stakeholder sehingga dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Saya minta semua hal materil dikembalikan. Kita potong anggaran operasional yang tidak perlu, tapi jangan memotong anggaran yang diberikan kepada stakeholder karena ini akan menjadi persoalan sehingga kita dianggap tidak punya keberpihakan lagi,” ujar Susi saat acara Buka Puasa Bersama di kantornya, Jakarta, Senin (13/6/2016).
Baca Juga
Dia mengungkap cara reformasi fiskal di KKP, dengan mengevaluasi anggaran di seluruh direktorat jenderal. Para pejabat diminta agar menghubungi kontraktor dan meminta harga wajar dalam setiap pembelian atau belanja barang, terutama untuk program bantuan ke nelayan maupun stakeholder lain.
“Masih banyak belanja barang dengan harga-harga kemahalan. Saya tidak mau dengar lagi ada harga yang dibeli dari APBN kemahalan 2-3 kali lipat dari harga pasar. Segera hubungi kontraktornya minta harga wajar,” tegas Susi.
Menurutnya, KKP harus mampu mengelola anggaran negara dengan baik, untuk kebutuhan produktif yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Susi menyoroti catatan defisit anggaran dan pelemahan ekonomi nasional sehingga seluruh Kementerian dan Lembaga sudah seyogyanya melakukan penghematan belanja.
“Anggaran negara defisit, pertumbuhan ekonomi diprediksi kurang dari 5 persen. Kita harus bekerja keras, berhemat, mengubah pola-pola lama mana anggaran yang dapat dipotong secara ekstrem. Karena kalau menutup defisit terus menerus dari utang, ekonomi kita tidak akan bangkit, program bantuan tidak tepat sasaran, jaring, cold storage, kapal mangkrak semua. Ini tidak boleh terjadi,” tegas Susi.
Saat ini, dia bilang, sangat penting bagi generasi muda Indonesia untuk menerapkan kata care dan do. Dua kata penting untuk dikerjakan bersama.
Advertisement
Menurut Susi, care tanpa do bagaikan omong kosong. Sementara do tanpa care, akan menghasilkan pekerjaan asal atau sembarangan.
“Target pertumbuhan ekonomi diprediksi tidak sesuai harapan, saya mohon sekali bantuan ke stakeholder dieksekusi dengan benar. Jaring yang sudah dibeli jangan mangkrak di gudang, tidak dikirim. Kalau dari awal tidak sanggup menyalurkan bantuan, jangan beli barang. Jadilah pribadi yang jujur, tidak berbohong, tidak memanipulasi, dan tidak mengada-ada. Saya minta semangat dan waktu pegawai KKP untuk membantu negara ini demi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” harap Menteri Susi.