Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian Indonesia berpeluang tumbuh hingga 8 persen dengan dorongan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Peran ini dinilai bisa lebih besar jika pemerintah bersedia membentuk Badan Usaha Milik Rakyat (BUMRA), sehingga posisi UMKM dapat sejajar dengan perusahaan multinasional, konglomerasi perusahaan, dan BUMN dalam membangun Indonesia.Â
Ini diungkapkan Presiden Komisaris PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng dalam acara World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta Convention Centre Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Advertisement
Tanri ‎mengatakan, struktur korporasi di Indonesia terdiri dari kurang dari 5.000 perusahaan raksasa. Sementara jumlah UMKM mencapai 56,5 juta usaha. Sayang dari jumlah 55,8 juta, tidak mempunyai akses keuangan (bankable).
Baca Juga
"UMKM tidak punya pasar, tidak punya akses jasa keuangan, sehingga memicu kesenjangan. Tak heran biarpun jumlahnya banyak, kendali ekonomi Indonesia bukan UMKM tapi perusahaan multinasional, konglomerasi, dan BUMN," jelas dia.
Padahal, kata mantan Menteri BUMN ini, UMKM ikut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia, melalui produksi, distribusi, pemasaran, maupun pembayaran pajak yang memberikan pemasukan bagi negara.
Atas dasar ini, Tanri memiliki ide atau konsep pembentukan BUMRA. Yakni sebuah langkah merestrukturisasi UMKM melalui langkah ‎korporatisasi dari UMKM.
Ini agara 56,5 juta UMKM di Indonesia dapat berjalan. Sebab BUMRA akan mempunyai struktur organisasi yang akan mengelola perusahaan, memiliki dewan komisaris dan direktur yang memiliki tanggungjawab untuk pengelolaan bisnis tersebut.
"Misalnya 1.000 petani atau berdasarkan sektor membentuk 10 korporasi. 10 korporasi itu membentuk BUMRA, sehingga korporasi terstruktur, tersistem, berskala dikelola secara profesional, dan yang kerja di BUMRA harus disertifikasi oleh Universitas Tanri Abeng. Kalau tidak, tidak bisa kerja disitu," dia menjelaskan.
Dengan BUMRA yang terstruktur, dia menambahkan, lembaga keuangan dapat memberikan akses pinjaman dan produk lainnya‎. Efek BUMRA pun akan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, stabilisasi harga pangan, mempersempit kesenjangan, mengendalikan inflasi, penciptaan lapangan kerja, dan mengurangi urbanisasi.
"Kalau punya struktur yang tepat, akses keuangan tepat ke BUMRA, maka saya yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya 5 persen, tapi bisa mencapai 8 persen," papar dia. (Fik/Nrm)