Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah harus hati-hati dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Alasannya, postur anggaran negara ini dinilai kurang sehat karena masih mencatatkan defisit keseimbangan primer dan defisit fiskal.
"APBN yang keseimbangan primernya defisit dianggap APBN itu kurang sehat. Jadi kita harus berhati-hati," ujar dia saat Konferensi Pers Nota Keuangan dan RAPBN 2017 di kantor pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Sri Mulyani menjelaskan secara rinci tentang postur RAPBN 2017. Pendapatan negara diusulkan Rp 1.737,6 triliun, terdiri dari pendapatan dalam negeri Rp 1.736,3 triliun dan Hibah Rp 1,37 triliun.
Pendapatan dalam negeri Rp 1.736,3 triliun, berasal dari penerimaan perpajakan Rp 1.495,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 240,4 triliun.
Baca Juga
Sementara belanja negara diproyeksikan mencapai Rp 2.070,5 triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.310,4 triliun serta transfer daerah dan dana desa Rp 760,8 triliun.
"Sehingga kita mengalami defisit keseimbangan primer Rp 111,4 triliun. Dengan defisit anggaran Rp 332,8 triliun atau 2,41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," jelas Sri Mulyani.
Defisit ini, kata dia, ditutupi dengan penerbitan surat utang negara (SUN) yang diperkirakan Rp 389 triliun, pembiayaan investasi negatif Rp 49,1 triliun, pemberian pinjaman negatif Rp 6,4 triliun, kewajiban penjaminan negatif Rp 900 miliar dan pembiayaan lainnya sebesar Rp 300 miliar.(Fik/Ahm)
Advertisement